REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Cina pernah dikenal sebagai negara copy cat, alias gemar membuat produk tiruan. Sejumlah perusahaan asal Cina pernah membuat produk yang meniru eBay, Google, Apple, dan banyak perusahaan teknologi asing lainnya.
Namun, Cina rupanya telah meninggalkan fase tersebut. Dikutip dari kolom yang ditulis Shira Ovide di Bloomberg, Negara Tirai Bambu itu kini justru telah menempatkan diri sebagai pencipta tren teknologi global. Produk teknologi asal Cina sudah menyebar di banyak negara di dunia. Kenyataan mulai berbalik, dunia yang kini meniru Cina.
Amerika dan sejumlah negara mengembangkan aplikasi yang terinspirasi oleh Meitu, aplikasi asal Cina yang digunakan untuk mempercantik foto selfie. Apple dan Facebook juga mencoba mengubah bentuk aplikasi perpesanan mereka seperti bentuk WeChat, aplikasi pesan online yang populer di Cina.
Tak hanya itu, sebelumnya juga ada aplikasi kencan online, Tinder, yang mirip dengan Momo di Cina. Sejumlah perusahaan yang memproduksi drone juga mengekor kesuksesan SZ DJI Technology asal Cina. Ovide menilai pengaruh dominasi teknologi Cina di dunia kemungkinan dipengaruhi oleh perusahaan peralatan telekomunikasi Huawei Technologies Co. Huawei yang telah berekspansi ke Eropa bahkan mampu memaksa produk lokal seperti Ericsson asal Swedia dan Alcatel-Lucent asal Prancis untuk menurunkan harga produk mereka karena persaingan bisnis.
Baru-baru ini di India, ponsel asal Cina, Xiaomi dan Vivo, berada di deretan ponsel penjualan tertinggi di negara Bollywood tersebut. Tak hanya itu, raja e-commerce asal Cina, Alibaba, juga berkembang pesat di India. Ovide memandang, jumlah penduduk Cina yang sangat besar menjadi salah satu pendorong kesuksesan tersebut.
Tercatat ada 730 juta penduduk di Negeri Tirai Bambu yang tergolong sebagai pengguna internet aktif. Jumlah tersebut merupakan sampel yang ideal untuk menguji sebuah produk teknologi. Karenanya, jika ada satu perusahaan yang sukses dengan satu produk misalnya, perusahaan lain akan mengikuti. Namun, tentu saja hanya yang terbaik yang dapat bertahan.
Faktor lain, menurut Ovide, yakni adanya dukungan dari pemerintah lokal pada industri teknologi. Mereka tak ragu membuka ruang untuk inovasi baru. Misalnya saja, sejumlah bos perusahaan tekonologi bertaruh bahwa mobil otomatis yang dapat berjalan tanpa sopir bakal dipakai pertama kali di Cina. Sebab, pemerintah lokal terlihat lebih dapat menerima ide mobil tanpa sopir untuk diaplikasikan di jalan-jalan umum di Cina.