REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat mulai menggemari daging sapi beku impor yang didatangkan pemerintah dan industri. Direktur Pemasaran PT Estika Tata Tiara (KIBIF) Wiryo Subagyo mengatakan, ada lonjakan konsumsi hingga 35 persen sejak pemerintah menetapkan harga daging beku sebesar Rp 80 ribu per kilogram.
Wiryo mengatakan, tingginya minat masyarakat tercermin dalam setiap penjualan daging beku yang dilakukan KIBIF. Seperti tercermin kemarin (17/6) saat KIBIF menjual daging beku di arena Car Free Day, Jakarta. "Yang beli sangat banyak. Bahkan ada yang membeli daging beku hingga 5 kg," kata Wiryo, Ahad (18/6).
Dia menjelaskan, berdasarkan data Kementerian Perdagangan, kebutuhan daging nasional selama bulan puasa berkisar 47 ribu hingga 50 ton per bulan. KIBIF sebagai industri pengolahan daging, kata dia, akan membantu pemerintah memenuhi kebutuhan daging sapi, khsusnya daging sapi beku.
KIBIF telah mendatangkan daging beku dari Australia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Idul Fitri mendatang. “Daging beku yang baru tiba segera didistribusikan ke pasaran untuk menjaga stok daging nasional dan harga tetap stabil,” katanya.
Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya Sarman Simanjorang mengapresiasi kebijakan pemerintah menambah stok daging sapi impor menjelang Idul Fitri. “Pemerintah bertindak cepat dengan melibatkan kalangan dunia usaha, sehingga stabilitas harga dan pasokan daging terjaga. Potensi kenaikan harga harus ditekan,” kata Sarman.
Menurut Sarman, selama bulan Ramadhan, permintaan daging sapi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) naik menjadi 165 ton per hari atau setara 700 ekor sapi.
Masyarakat yang biasanya membeli daging 1 kilogram akan naik menjadi 4-5 kilogram untuk memenuhi kebutuhan selama Idul Fitri.