Jumat 09 Jun 2017 07:07 WIB

Dari Kuli, Salmah Kini Sukses Berbisnis Paket Lebaran

Salmah dan bisnis paket lebarannya
Foto: Amartha
Salmah dan bisnis paket lebarannya

REPUBLIKA.CO.ID, Salmah (37), seorang penyedia jasa paket untuk Lebaran. Menjadikan pengalaman sebagai guru paling berharga, kini hidup Salmah berubah total semenjak bekerja sama dengan Amartha kemudian "banting stir" berbisnis paket lebaran.

Berbekal pengalaman sebagai kuli paket Lebaran selama tiga tahun di Parung, Bogor, Salmah mulai merintis usahanya sendiri di tahun 2007. Bila dulu dia bertugas di bagian pengadaan, pengemasan hingga promosi, kini dirinya telah berhasil mempekerjakan tiga orang karyawan. Berbekal tabungan hasil menjadi kuli sebesar dua juta rupiah, kerja keras Salmah mulai membuahkan hasil. Sebuah motor, tabungan pendidikan anak, dan simpanan untuk merenovasi rumah telah ia miliki.

“Sekarang, per tahun modal saya udah jadi 140 jutaan,” ujar Salmah bersemangat. Bila dihitung, rata rata pemasukan bersih Salmah sebesar Rp 15 juta per penjualan paket lebaran setiap tahunnya.

Kesuksesan bisnis Salmah juga tidak lepas dari bantuan modal yang diberikan Amartha untuk pengembangan UMKM di pedesaan. Dimulai dari pembiayaan Rp 500 ribu, semua dana pinjaman modal usahatersebut ia gunakan untuk meningkatkan usahanya. Lima tahun sudah Salmah bergabung dengan Amartha. Kini pembiayaan yang telah diterimanya mencapai lima juta rupiah setiap tahunnya.

Amartha sendiri meski telah bertransformasi dari Lembaga Keuangan Mikro (LKM) menjadi peer to peer (P2P) lending, namun tetap setia memberikan layanan keuangan bagi masyarakat miskin di pedesaan, dengan fokus kaum perempuan. Sebab berdasarkan piramida kemiskinan, wanita menempati posisi termiskin dari yang termiskin.

Sama seperti Salmah, modal yang didapatkan Amartha untuk memberikan pinjaman kepada UMKM pedesaan berasal dari dana investasi para investor. Saat ini total yang telah tersalurkan mencapai Rp 87 Miliar Rupiah kepada lebih dari 34 ribu mitra UMKM.

Promosi Mulut ke Mulut

Strategi Salma dalam memasarkan paket lebaran yang dijalankan dilakukan dengan door to door. Ia menggunakan brosur dan memanfaatkan strategi word of mouth untuk mempromosikannya. Setelah konsumen bergabung dan memilih paket lebaran, Salmah menawarkan besaran cicilan per minggunya. Cicilan bisa dilakukan hingga 45 kali. Kemudian, uang cicilan akan diambil setiap Senin langsung ke rumah konsumen untuk ia simpan di bank.

Dalam seminggu Salmah dapat mengumpulkan omset hingga tiga juta rupiah. Nantinya dana yang disimpan di bank akan diambil sebelum Lebaran untuk dibelanjakan sesuai dengan pesanan konsumen.

Dari hasil jerih payahnya itu, Salma dapat mengumpulkan omzet hingga tiga juta rupiah per minggu. Setelah itu, setiap minggu, ia akan menabungkan uang cicilan para konsumennya ke bank.

Nantinya dana yang tersimpan akan diambil sebelum lebaran dan ia belanjakan sesuai pesanan. Usaha paket lebaran yang digeluti Salmah tidak semudah membalik telapak tangan. Setiap hari, dirinya harus menghampiri konsumen satu per satu, dari pintu ke pintu secara rutin.

Tidak disangka, usaha paket lebaran yang awalnya hanya memiliki 10 konsumen pada tahun 2007, kini telah memiliki ratusan konsumen. “Dulu mah cuma sepuluh (pesanan) aja, saya udah muter-muter ke mana-mana. Eh sekarang udah 200 an lah, sudah lumayan,” kata Salmah mengungkapkan kegembiraanya.

Ternyata Salmah juga mempunyai bisnis lain, yaitu memasang manik-manik di pakaian. Satu baju ia hargai delapan ribu rupiah dengan rata-rata permintaan lima sampai 10 baju per minggu.

Semua Demi Masa Depan Anak

Kerja keras Salmah dilakukan semata mata untuk menyiapkan masa depan ketiga buah hatinya agar hidup mereka kelak lebih baik dari orangtuanya.  Anak sulungnya merupakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan kini telah bekerja di Jakarta.

Kemudian anak keduanya baru menempuh jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), sedangkan anak bungsunya saat ini masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Semangat untuk bekerja dan menabung bagi anak-anaknya telah ia siapkan sejak dini agar kelak ketiga buah hatinya bisa menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi.

Hal ini sejalan dengan prinsip Salmah, yakni masa depan harus direncanakan dengan matang. Memang, tidak semua orang mempunya jiwa entrepreneur seperti Salmah untuk merintis bisnisnya sendiri demi merubah hidupnya.

“Saya juga ingin tetangga kecipratan rezeki karena di sini juga banyak pemuda dan ibu-ibu yang nganggur. Ya walaupun hanya tiga orang yang saya pekerjakan yang penting bermanfaat.” ujarnya.

Usaha dan kerja keras Salmah kini telah menuai hasil yang baik. Selain itu berkat akses keuangan berupa platform peer to peer leanding yang dijalankan Amartha, telah mampu membantu banyak UMKM di pedesaan seperti halnya Salmah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement