Rabu 07 Jun 2017 11:46 WIB

Filipina Larang Tenaga Kerjanya Pergi ke Qatar

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Doha Qatar
Doha Qatar

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pemerintah Filipina untuk sementara melarang tenaga kerjanya untuk bekerja maupun bepergian ke Qatar. Hal ini menyusul pemutusan hubungan diplomatik empat negara Arab dengan Qatar.

Lebih dari dua juta warga negara Filipina bekerja di Timur Tengah, dan sekitar 140 ribu orang bekerja di Qatar. Labour Secretary Filipina Silvestre Bello mengatakan, larangan tersebut dilakukan sampai ada assessment terhadap situasi di wilayah Timur Tengah.

"Ada begitu banyak desas-desus yang beredar, kami mengantisipasi jika ada hal-hal yang tidak berjalan dengan baik," ujar Bello dilansir BBC News, Rabu (7/6).

Warga Filipina yang bekerja di Timur Tengah sebagian besar berprofesi sebagai awak kapal, pekerja konstruksi, perawat, dan asisten rumah tangga. Bank Sentral Filipina memperkirakan uang yang masuk dari pekerja Filipina di luar negeri pada 2016 lalu mencapai 26,9 miliar dolar AS atau sekitar 10 persen dari PDB.

Salah satu kekhawatiran Pemerintah Filipina yakni adanya kemungkinan kekurangan bahan pangan di Qatar karena ditutupnya akses pelabuhan dan bandara. Apalagi, hampir 90 persen produk makanan di Qatar merupakan impor dari negara lain.

Qatar sangat bergantung pada pekerja asing. Lebih dari 2,5 juta penduduknya berasal dari negara lain. India, Nepal, dan Bangladesh juga tercatat memiliki jumlah tenaga kerja yang signifikan di Qatar. Sebagian besar pekerja dari ketiga negara tersebut bekerja di bidang konstruksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement