REPUBLIKA.CO.ID,KUALALUMPUR -- Maybank telah meluncurkan regional platform sandbox fintech kolaboratif. Tujuannya untuk memberikan kesempatan bagi pemilik usaha rintisan atau bisnis startup dan para inovator untuk mengembangkan serta menguji berbagai ide baru.
Maybank Sandbox merupakan ekosistem FinTech lengkap yang menyediakan semua komponen penting secara gratis. Hal itu demi mempercepat pertumbuhan para pengembang financial technology (fintech) di seluruh regional.
Group President and CEO Maybank Datuk Abdul Farid Bin Alias mengatakan industri fintech di ASEAN memiliki banyak potensi dan talenta. Maka dengan Maybank Sandbox, dapat mengisi kesenjangan dengan menyediakan sarana dan kemampuan untuk berkolaborasi dengan para pemilik pelaku fintech di ASEAN.
“Kemajuan teknologi dan digital dunia saat ini telah mengubah industri, mendorong pertumbuhan dan memperkaya kehidupan. Dalam bidang keuangan, hal ini dilakukan para wirausaha, startup dan pendukung yang dikenal sebagai fintech," jelas Farid melalui keterangan resmi, Selasa, (6/6).
Farid menuturkan, meski banyak negara ASEAN melakukan investasi dalam mengembangkan fintech, namun pertumbuhannya masih lebih lambat. apalagi jika dibandingkan dengan fintech di Amerika Serikat serta Eropa.
Menurutnya, memiliki ide hebat saja tidak cukup untuk menjual produk fintech. Harus pula bisa mengembangkan Minimum Viable Product (MVP) untuk menarik investasi dan pendanaan tepat. "Pada fase inilah, fintech banyak mengalami tantangan pada kemampuan untuk mengubah ide menjadi MVP yang berhasil," ujar Farid.
Maybank Group Chief Technology Officer Mohd Suhail Amar Suresh menambahkan, Maybank Sandbox mengisi kesenjangan tersebut dengan menyediakan beberapa sarana. Di antaranya environment, prasarana, simulasi data, API, serta kemampuan untuk menjangkau talenta dalam lingkungan yang aman dan terlindungi.
“Maybank menawarkan platform untuk startup. Jadi perusahaan-perusahaan fintech dan pihak manapun yang ingin berkolaborasi, bereksperimen, mengeluarkan, dan menghasilkan berbagai gagasan atau solusi inovatif yang mungkin mereka miliki,” jelasnya.
Suhail mengatakan Maybank Sandbox unik karena dapat diakses oleh para pengembang di regional bahkan di seluruh dunia. Terhubung pula dengan dengan para pemilik gagasan, akademisi, para pebisnis dan lainnya untuk menciptakan solusi end-to-end dalam suatu ekosistem yang mendukung semua tren teknologi terbaru seperti Digital, IoT, Social, Cloud dan Open Source.
"Kami telah memanfaatkan keahlian internal digital dan teknologi Maybank untuk membantu mempercepat pertumbuhan FinTechs di regional," tambah Suhail.
Maybank Sandbox juga menyediakan pengembangan dengan real banking API’s untuk terhubung dan memanfaatkan fungsi-fungsi perbankan yang ada. Sandbox ini pun menawarkan data perbankan simulasi untuk analisis dan simulasi, serta sarana pengembangan yang memungkinkan mereka untuk membuat web dan aplikasi mobile baru.
Bank Indonesia (BI) kini juga tengah menggodok ketentuan mengenai regulatory sandbox atau uji coba terbatas layanan inovasi. Regulatory sandbox merupakan inisiatif utama dari BI Fintech Office yang telah dibentuk pada akhir 2016. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng mengatakan, ketentuan itu kemungkinan diterbitkan tahun ini. "Akan diterbitkan dalam waktu dekat," ujarnya saat dihubungi Republika.