REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—Masyarakat di Kota Semarang masih mengeluhkan harga bawang putih yang masih tetap tinggi di pasar tradisional. Memasuki pekan kedua Ramadhan harga komoditas ini masih berada di atas Rp 60 ribu per kilogram.
Di Pasar Bulu Kota Semarang, harga bawang putih –dalam beberapa hari terakhir—bertahan di level Rp 63 ribu per kilogram. Sejumlah pedagang mengakui, harga di tingkat distributor masih berkisar Rp 62 ribu per kilogram. “Sekarang wajar kalau kami- kami (red; pedagang) cukup mengambil untung Rp 1.000 per kilogram,” ungkap Munawar (49), salah seorang pedagang di pasar ini, yang dikonfirmasi Senin (5/6).
Ia juga menjelaskan, masih tingginya harga bawang di pasar tradisional bukan akibat ‘permainan’ para pedagang. Namun, harga dari pemasok (distributor) bawang putih juga masih tinggi.
Meski begitu, ia juga tidak serta merta menuding ‘permainan’ harga ini terjadi di atas pedagang pasar. Harga bawang putih ini disebutnya cukup membingungkan. “Katanya Pemerintah juga sudah impor bawang putih, namun di pemasok harganya juga tak kunjung normal,” jelasnya.
Dampak tingginya harga bawang putih juga dikeluhkan masyarakat selaku konsumen komoditas ini. Dibandingkan dengan harga normal yang hanya berkisar Rp 35 ribu per kilogram, harga bawang putih saat ini terbilang masih tinggi bagi konsumen rumah tangga.
“Sudah hampir satu bulan ini, saya mengurangi penggunaan bawang putih. Karena hanya mampu membeli bawang putih setengah kilo untuk kebutuhan sua pekan,” jelas Sri Suharni (34), warga Lemah Gempal, Semarang. Ia menambahkan, kenaikan harga bawang putih ini memang sudah dirasakannya sebelum Ramadhan.
Saat itu harga bawang putih terus melonjak karena kebutuhan bawang putih juga meningkat menyusul banyak masyarakat yang punya hajat. Namun, menjelang Ramadhan harga bawang putih ini cenderung melonjak bahkan menembus harga Rp 70 ribu per kilogram. Masyarakat –seperti halnya dirinya—sangat mengharapkan harga bawang berangsur normal saat memasuki Ramadhan.
“Walaupun hari ini harga bawang putih ini turun menjadi Rp 60 ribu per kilogram, bagi kami selaku konsumen rumah tangga masih sangat memberatkan,” tandasnya. Terkait hal ini, Suharti pun mengharapkan Pemerintah memperbanyak pasar murah untuk menyambut Lebaran 2017 tau melakukan upaya pengendalian harga melalui operasi pasar (OP) bawang putih.
Sehingga, masyarakat dapat mengakses bawang putih dengan harga yang lebih terjangkau untuk kebutuhan hari Lebaran nanti. “Saya tidak tahu, harga bawang putih jelang Lebaran nanti seperti apa. Harapannya masih bisa terbeli oleh konsumen rumah tangga,” tegasnya.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, harga bawang putih di lima pasar tradisional terpantau masih stabil. Masing- masing Pasar Karangayu, pasar Bulu, pasar Johar, Pasar Peterongan dan psaar Gayamsari. “Rata- rata harga komoditas bawang putih ini mena pai Rp 60 ribu per kilogram,” tandasnya.