Senin 05 Jun 2017 09:13 WIB

Serangan London Berpotensi Menurunkan Jumlah Penerbangan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Penerbangan Keluar Negeri
Foto: Foto : MgRol_93
Ilustrasi Penerbangan Keluar Negeri

REPUBLIKA.CO.ID, CANCUN -- Direktur Jenderal Asosiasi Transportasi Udara Internasional Alexandre de Juniac mengatakan, tragedi yang terjadi di London pada akhir pekan lalu berpotensi menurunkan jumlah penerbangan. Hal ini diungkapkannya dalam pertemuan perusahaan penerbangan global.

"Pada kejadian sebelumnya, di Brussels dan Paris, lalu lintas udara telah berkurang, jadi kemungkinan ada dampaknya. Tapi masih terlalu awal untuk mengetahui seberapa besar dampak serangan di London terhadap lalu lintas penerbangan," ujar Alexandre dilansir Reuters, Senin (5/6).

Setelah kejadian serangan di London pada akhir pekan lalu, sejumlah maskapai penerbangan menawarkan jaminan dan refunds tiket kepada wisatawan. Salah satunya yakni Malaysia Airlines yang menawarkan refunds kepada konsumen yang terbang ke London sampai 5 Juni 2017.

Chief Executive Malaysia Airlines Peter Bellew mengatakan, kemungkinan batas refunds tiket tujuan London akan diperpanjang. "Sangat sedikit oang yang memanfaatkan refunds tersebut, dan kami belum melihat ada penurunan pemesanan tiket tujuan London," ujar Peter.

Tahun lalu, maskapai penerbangan di Eropa melaporkan ada penurunan permintaan dari wisawatan Asia setelah serangan di Paris, Brussels dan Nice. Peter mengatakan, maskapai penerbangan di Asia akan memikirkan kembali rencana rute baru ke Eropa atau Amerika Serikat. Hal ini didasarkan pada keengganan maskapai penerbangan Asia terhadap risiko politik di Eropa dan Amerika Serikat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement