REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total emisi surat utang (obligasi) dan sukuk sejak awal tahun hingga awal Juni 2017 mencapai Rp 42,17 triliun.
"Jumlah itu bertambah seiring dengan pencatatan obligasi dan sukuk ijarah PT Indosat," kata Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 2 BEI Imron Hamzah dalam keterangan resmi di Jakarta, Ahad (4/6).
Imron mengatakan, PT Indosat mencatatkan obligasi berkelanjutan II tahap I tahun 2017 dengan nilai nominal sebesar Rp 2,7 triliun, dan sukuk ijarah berkelanjutan II tahap I tahun 2017 dengan nilai nominal sebesar Rp 300 miliar.
Imron menyebutkan hasil pemeringkatan untuk obligasi dan sukuk ijarah itu dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) masing-masing adalah "idAAA" (triple A) dan "idAAAsy" (triple A syariah).
Sedangkan hasil pemeringkatan untuk obligasi dan sukuk ijarah dari PT Fitch Ratings Indonesia (Fitch) masing-masing adalah "AAA(idn)" (triple A) dan "AAA(idn)" (triple A syariah). Sementara itu bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi itu adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Dengan pencatatan obligasi dan sukuk PT Indosat Tbk itu, lanjut Imron, maka emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2017 di BEI adalah sebanyak 25 emisi dari 23 emiten senilai Rp 42,17 triliun.
Imron menyebutkan total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 325 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 329,89 triliun dan 67,5 juta dolar AS, diterbitkan oleh 109 emiten.
Sementara itu, surat berharga negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 95 seri dengan nilai nominal Rp 1.931,53 triliun dan 200 juta dolar AS. Selain itu terdapat Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak delapan emisi senilai Rp 3,55 triliun.