REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemkot Bandung menggelar market sounding atau penjajakan minat pasar terhadap pembangunan moda transportasi light rail transit (LRT) Kota Bandung Koridor III. Pemkot mempromosikan proyek pembangunan kepada calon-calon investor dan pemangku kepentingan lain yang terlibat dalam pembangunan LRT Koridor III.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Didi Ruswandi, saat ini pihaknya telah selesai melakukan kajian atas pembangunan moda transportasi sepanjang 6,2 km itu. Ia pun telah memaparkan hasil kajian secara mendetail kepada para calon investor.
“Alhamdulillah mereka cukup antusias. Mudah-mudahan ke depan prosesnya berjalan lancar,” ujar Didi kepada wartawan, Jumat (2/6).
Menurut Didi, usai market sounding, pihaknya akan segera melakukan lelang untuk mempercepat proses pembangunannya. Terkait waktu pembangunan, meski tidak ada aturan pasti, namun ia menargetkan batas waktu lelang akan dimulai paling lama 45 hari ke depan.
Nantinya, pembangunan LRT ini akan menggunakan dana swasta yakni dari investor. Menurut Didi, investor dilibatkan dalam proyek ini karena tarif LRT harus terjangkau masyarakat.
Sehingga, pihaknya memberikan kewenangan kepada investor untuk menjalin kerja sama dengan pihak lain untuk memperkuat operasional LRT.
"Silakan investor kerja sama dengan properti misalnya atau dengan BUMD, atau toko-toko atau perusahaan yang terlintasi LRT. Kalau kawasan yang terlintasi itu relatif enggak akan mati," katanya.
Didi merasa bersyukur karena pembangunan LRT mendapat respons positif dari berbagai pihak. Selain sambutan yang baik dari investor, PT Kereta Api Indonesia mendukung pembangunan ini.
Kepala Daops 2 PT KAI Saridal mengatakan, KAI mendukung pembangunan LRT di Kota Bandung sebagai solusi untuk mengatasi kemacetan. Bahkan, pihaknya tidak keberatan melepaskan lahan yang kemungkinan terlintasi LRT."Sudah mungkin bisa," katanya.