Jumat 02 Jun 2017 14:12 WIB

Rusia dan Arab Bertemu Bahas Perluasan Pasar Minyak

Rep: Frederikus Bata/ Red: Budi Raharjo
Ladang minyak (ilustrasi)
Foto: AP
Ladang minyak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW -- Rusia dan Arab Saudi  bertemu membahas hubungan baru dua negara di dunia adidaya di dunia minyak tersebut. Ini pertama kalinya bos Rosneft, Igor Sechin, dan pemimpin Saudi Aramco, Amin Naser mengadakan pertemuan formal.

Beberapa kali mereka hanya bertegur satu sama lain dalam event minyak global. Para CEO tersebut mendiskusikan kemungkinan kerja sama dilakukan di Asia, seperti di Indonesia, dan di India, juga di pasar lainnya.

Sumber yang mengatakan itu tidak merinci lebih lanjut, namun jika dua eksportir minyak terbesar di dunia itu benar-benar mereasasikan hal itu, maka belum pernah pernah terjadi sebelumnya.

Dikutip dari Asianage, pihak Aramco mengkonfirmasi adanya pertemuan tersebut, namun menolak memberikan penjelasan secara detail tentang isi pembahasan. Nasser juga memberi kesempatan kepada Sechin untuk melakukan tur di markas Aramco.

Menurut sebuah sumber, hal tersebut guna memberikan wawasan akan sebuah kemitraan baru yang tak terduga dan terus berlanjut antar kedua negara. Sebelumnya kedua negara terlibat persaingan global dalam bisnis minyak.

Rosneft pernah mengalahkan Aramco untuk membeli Essair dari India tahun lalu. Kemudian meningkatkan andilnya di pasar bahan bakar dengan pertumbuhan tercepat di dunia.

Pada akhirnya Rusia dan Arab Saudi sama-sama memutuskan mengurangi produksi menghadapi turunnnya harga minyak dunia. "Ini sebuah bumbu cinta baru," kata seorang pejabat senior Gulf mengenai hubungan tersebut, dikutip dari Asianage, Jumat (2/6).

Pada pertengahan pekan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut Wakil Putra Mahkota, Mohammed bin Salman di Kremlin. Kedua tokoh tersebut mengatakan akan memperkuat kerjasama di dunia minyak, kemudian mempersempit perbedaan mereka di Suriah, di mana Moskow dan Riyadh, mendukung pihak-pihak yang berlawanan dalam sebuah perang saudara.

"Yang terpenting kita bisa membangun fondasi yang kokoh untuk menstabilkan pasar minyak dan harga energi," ujar Pangeran Mohammed.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement