Jumat 02 Jun 2017 12:14 WIB

Harga Telur Hingga Kenaikan TDL Sumbang Inflasi Mei

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
 Pekerja mensortir telur ayam untuk dikirim ke warung-warung di agen penjualan telur Agung Jaya, Menteng Atas, Jakarta, Ahad (26/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja mensortir telur ayam untuk dikirim ke warung-warung di agen penjualan telur Agung Jaya, Menteng Atas, Jakarta, Ahad (26/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik mencatat pada Mei tahun ini negara mengalami inflasi sebesar 0,39 persen. Inflasi ini terjadi karena kenaikan beberapa harga komoditas. kenaikan di beberapa komoditas seperti bahan makanan, rokok, hingga Tarif Dasar Listrik menjadi salah satu penyumbang inflasi pada bulan ini.

Badan Pusat Statistik mencatat kenaikan harga bahan makanan menjadi salah satu komponen yang menyumbang inflasi yang cukup besar pada Mei ini. Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto mengatakan untuk kelompok bahan makanan seperti telur dan susu menyumbang inflasi sebesar 2,52 persen.

Suhariyanto menjelaskan sumbangan bahan makanan terhadap inflasi sebesar 0,86 persen. Bahan makanan seperti bawang putih menyumbang inflasi sebesar 0,08 persen. Sedangkan telur ayam sebesar 0,05 persen. Sedangkan daging ayam menyumbang inflasi sebesar 0,04 persen.

"Untuk beras daing sapi, cabai merah masing masing menyumbang 0,01 persen pada inflasi," ujar Suhariyanto.

BPS mencatat dari 11 kelompok bahan makanan yang mengalami kenaikan harga 9 subkelompok dari 11 kelompok tersebut mengalami deflasi. Ia menjelaskan pada komoditas jenis cabe rawit menyumbang deflasi sebesar 0,04 persen dan bawang merah menyumbang 0,02 persen terhadap deflasi.

Sedangkan kelompok ikan segar menyumbang deflasi sebesar 0,08 persen. Sedangkan kelompok buah buahan sebesar 0,30 persen. Sedangkan untuk sayur mayur menyumbang deflasi sebesar 0,01 persen.

"Meskipun inflasi makanan bulan ini 0,86 persen, kalau kita bandingkan denagn situasi bulan lalu, memang ada kenaikan beberapa komoditas yang sudah kita warning pada bulan lalu telor ada beberapa komoditas, daging sapi sekarang dengan stok cukup impor daging beklu mudah mudahan tidak ada kenaikan," ujar Suhariyanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement