Selasa 30 May 2017 16:44 WIB

Ini Dampak Positif Penurunan Harga Gas Bumi di Medan

Rep: Novita Intan/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas memeriksa ppa PGN di area Jawa Timur.
Foto: pgn
Petugas memeriksa ppa PGN di area Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Energi Nasional (DEN) mengapresiasi langkah pemerintah dengan turunnya harga gas di Medan, Sumatra Utara. Kebijakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri dan perekonomian nasional.

Anggota DEN, Rinaldy Dalimi mengatakan, dengan adanya penurunan harga tersebut, biaya produksi di industri akan berkurang dan akan membawa dampak yang positif terhadap industri-industri di Sumatra Utara.

"Ini patut diapresiasi. Biaya produksi otomatis di sana bisa lebih berkurang karena harga bahan bakarnya juga sudah menurun. Efeknya, ekonomi di sana, khususnya di sektor industri yang menggunakan gas, akan membaik," kata Rinaldy di Jakarta, Selasa (30/5).

Seperti diketahui, harga gas untuk industri di Medan, Sumatra Utara turun dari 12,22 dolar AS per MMBTU menjadi 9,50 dolar AS per MMBTU. Ketentuan tersebut berlaku surut 1 Februari 2017.

Rinaldy menambahkan, dengan penurunan harga tersebut, dapat dipastikan bahwa infrastruktur gas di sana, sudah memadai dan lengkap meskipun pada akhirnya belum tentu penurunan harga gas bakal diikuti di kota-kota lain.

"Karena kalau gas ini, tidak sama seperti minyak. Kalau gas itu, jika infrastrukturnya sudah siap, bisa turun (harganya). Jadi semua itu tergantung dengan kondisi infrastruktur dan ketersediaan gas di wilayah tersebut," kata dia.

Namun demikian, Rinaldy mengatakan, langkah pemerintah dan Perusahaan Gas Negara (PGN) kali ini sudah merupakan langkah yang bisa menimbulkan efek domino dengan penurunan harga tersebut. Banyak keuntungan yang bisa diperoleh di wilayah tersebut salah satunya, perkembangan industri yang pesat dan keuntungan usaha yang meningkat.

"Utamanya, bisa tumbuh industri-industri baru, kemudian perusahaan yang tadinya untungnya sedikit, bisa meningkat. Karena sebetulnya, dengan penurunan harga itu, pemerintah sudah memotong beberapa rantai dari hulu ke hilir, yang menyebabkan harga gas itu bisa mahal. Dengan begitu, harga gas yang mahal, sudah usai itu persoalannya," kata dia.

Saat ini, sebanyak 45 industri di Medan mendapatkan pasokan gas dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN) yang membangun jaringan pipa gas bumi sekitar 600 kilometer (km). Selain industri PGN juga memasok ke gas bumi ke 495 usaha komersial dan usaha kecil serta 19.830 rumah tangga di Medan.

Untuk pasokan gas bumi ke pelanggan di Medan, berasal dari beberapa sumber yakni dari PHE NSO dengan harga sekitar 6,95 dolar AS per MMBTU, Pertamina EP sekitar 6,82 dolar AS /MMBTU, lalu pasokan gas dialirkan melalui pipa transmisi Arun-Belawan dengan tarif toll fee 1,88 dolar AS/MMBTU dan pipa transmisi Pangkalan Susu-Wampu dengan toll fee 0,8 dolar AS/MMBTU.

Setelah itu, aliran gas bumi mengalir ke Pertagas Niaga dengan biaya USD 0,57 per MMBTU, kemudian sampai ke pipa distribusi dan niaga milik PGN dan dikenakan biaya 0,9 dolar AS/MMBTU, setelah itu gas bumi dialirkan ke pelanggan. Seluruh komponen biaya disatukan dalam formula perhitungan harga gas yang ditetapkan pemerintah, kemudian ditetapkan harga gas ke pelanggan industri di Medan sebesar 9,95 dolar AS/MMBTU.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement