Selasa 30 May 2017 06:08 WIB

BI Prediksi Surplus Neraca Pembayaran Indonesia Bakal Mengecil

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Budi Raharjo
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memberikan keterangan kepada wartawan seusai rapat dewan gubernur BI (RDG) di Gedung BI, Jakarta, Kamis (18/5).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memberikan keterangan kepada wartawan seusai rapat dewan gubernur BI (RDG) di Gedung BI, Jakarta, Kamis (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memproyeksikan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tahun ini masih akan surplus. Hanya saja kemungkinan jumlahnya menurun menjadi tiga sampai empat miliar dolar AS dari surplus tahun lalu yang mencapai 12 miliar dolar AS.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, penurunan jumlah itu karena turunnya neraca transaksi modal serta finansial. Hal itu disebabkan berakhirnya program amnesti pajak pada akhir Maret lalu, namun belum banyak dana repatriasi masuk ke pasar keuangan.

NPI merupakan gambaran transaksi yang terjadi antara masyarakat Indonesia dengan warga dari negara lain. Maka diperkirakan, jumlah surplus NPI pada akhir 2017 akan sama seperti realisasi surplus NPI pada Januari-Maret yang terbantu oleh transaksi modal dan finansial.

"Turunnya surplus NPI juga karena defisit neraca transaksi berjalan yang pada akhir tahun diperkirakan sebesar 1,8 sampai 1,9 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto)," jelas Agus kepada wartawan, Senin, (29/5). Kendati demikian, menurutnya, kinerja transaksi berjalan masih terkendali.

Ia menuturkan, perbaikan kinerja ekspor pada 2017 juga akan membantu memperbaiki kinerja neraca transaksi berjalan. Berdasarkan data BI, pada kuartal pertama tahun ini defisit transaksi berjalan sebesar 2,4 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement