REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Pemkot Surabaya melalui Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (PD RPH) menjual daging beku kemasan mulai harga Rp 70 ribu per kilogram. Langkah tersebut untuk memenuhi kebutuhan daging warga Surabaya selama Ramadhan dan Lebaran tahun ini.
Direktur Jasa Niaga RPH, Bela Bima Ferial mengatakan RPH memotong sapi sebanyak tiga sampai empat ekor per hari untuk kebutuhan daging beku selama Ramadhan. Pemotongan sapi untuk daging beku dilakukan sejak pekan lalu. Sapi-sapi tersebut menghasilkan sekitar 1,5 ton daging per hari. Artinya, selama sebulan RPH memotong 90-120 ekor sapi untuk memasok kebutuhan daging beku.
Pemotongan tersebut di luar rutinitas RPH menyediakan daging segar di pasaran dengan memotong 150 sapi per hari. Stok sapi diambil dari Kabupaten Tuban dan Situbondo. RPH telah bekerja sama dengan gabungan kelompok tani (Gapoktan) di wilayah tersebut untuk memasok sapi ke Surabaya.
"Kami menyediakan daging segar dingin harganya mulai Rp 70 ribu untuk jenis rawis. Untuk daging kualitas 1 kami jual Rp 90 ribu, kalau di pasaran harganya sudah Rp 120 ribu. Daging ini disediakan untuk event-event Pemkot seperti bazar," jelasnya kepada wartawan di sela-sela kegiatan Bazar Ramadhan di halaman kantor Kelurahan Dukuh Menanggal Surabaya, Jumat (26/5).
Menurutnya, harga murah tersebut bisa tercipta melalui strategi subsidi silang yang dilakukan RPH. Caranya, daging yang paling digandrungi masyarakat harganya diturunkan. Sedangkan daging yang kualitas 1 untuk hotel dan restoran harganya sedikit di atas harga pasar. Sebab, RPH melakukan pengemasan terhadap daging tersebut. RPH menjamin daging yang dijual tersebut aman, sehat, utuh dan halal.
"Makanya masyarakat kalau mau cari daging datang ke event ini soalnya event pemerintah. Untuk daging segar dingin prosesnya dibekukan 4 derajat Celsius bisa tahan tiga sampai empat bulan. Tapi harus ditaruh di freezer terus," ucapnya.
Bima menambahkan, target RPH ke depan bisa mengatasi masalah ketersediaan daging masyarakat Surabaya terutama masyarakat bepenghasilan rendah. "Pokoknya daging di Surabaya bisa dikendalikan baik harga maupun ketersediannya. Ke depan kami akan kerjasama dengan kelurahan dan kecamatan untuk menyediakan gerai daging di kantor-kantor camat dan lurah," terangnya.