Sabtu 20 May 2017 11:40 WIB

Bisnis Mebel Sukses Lewat Program Bantuan Modal Bank BJB

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Nur Aini
H Asep Saefudin (59 tahun) dan Nurhasanah (53) penjual Mebel Sukabumi UMKM binaan Bank BJB.
Foto: Republika/Sandy Ferdiana
H Asep Saefudin (59 tahun) dan Nurhasanah (53) penjual Mebel Sukabumi UMKM binaan Bank BJB.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Salah satu usaha yang ditopang dengan pinjaman modal oleh Bank BJB sukses melejitkan usahanya. Usaha tersebut dirintis pasangan suami-istri yaitu H Asep Saefudin (59 tahun) dan Nurhasanah (53 tahun), warga Kampung Selagombong, Kelurahan/Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi lewat Toko mebel yang diberi nama ‘Sederhana Jaya’.

Lokasi produksi mebel berada di dekat rumah Asep. Sementara kios penjualan barang-barang hasil produksi terletak di Pasar Pelita, berdekatan dengan Stasiun Kereta Api (KA) Sukabumi. Menjelang Lebaran, permintaan barang mebel seperti sofa, kursi maupun lemari meningkat drastis.

Permintaan pasar jelang Lebaran, omzet penjualan mabel Asep meningkat hampir 100 persen. Keuntungan yang diperoleh Asep bisa mencapai Rp 50 juta di bulan tersebut. Sedangkan untuk hari-hari biasa, omzet bisa mencapai kisaran Rp 25 juta hingga Rp 30 juta per bulan.

Kegiatan usahanya itu dirintis sejak 37 tahun yang lalu. Asep merintis usaha jualan mebel sejak lulus sekolah dasar (SD), atau tepatnya saat usia 14 tahun. Awalnya, Asep membantu usaha pamannya dalam bidang jok mobil atau kursi. Setelah lima tahun bekerja, Asep berkeinginan untuk membuka kios sendiri dengan bermodalkan ala kadarnya hasil dari menabung saat bekerja di pamannya.

Ketika itu, nama kiosnya yakni ‘Cibeureum Barokah’. Barang mebel yang dijualnya merupakan hasil produksinya sendiri. Setelah menikah dengan Hj Nurhasanah, bisnis mebel Asep tumbuh dan berkembang. Bahkan, produknya bisa menjangkau hingga ke luar daerah.

Pada 1995, Asep sempat ditimpa musibah kebakaran yang mengakibatkan pabriknya hangus dilalap api. Akibat dari musibah tersebut, usaha mebel sempat terhenti. Namun, Asep tak patah semangat, pada dekade kedua ini, Asep kembali membawa bisnisnya untuk berkembang lebih baik.

Usaha mebelnya kembali bangkit dan mengalami kemajuan. Puncaknya, pada 2010 Asep memberanikan diri membuka kios di sekitar Pasar Pelita, yang merupakan pasar induk di Kota Sukabumi. "Bantuan modal dari Bank BJB merupakan modal awal untuk membuka kios," ujar Asep pada Republika.co.id, baru-baru ini.

Untuk mendapatkan bantuan modal itu, Asep hanya menunggu waktu kurang dari seminggu. Bantuan modal pun langsung diterima melalui rekening Bank BJB milik Asep. Asep mengaku, persyaratan yang diberlakukan Bank BJB kepada nasabahnya, tidaklah sulit. Agunan yang dimiliki Asep berupa sertifikat tanahnya dinilai cukup oleh Bank BJB.

"Pelayanan yang diberikan Bank BJB juga sangat ramah dan sopan," ujar Asep.

Proses pengajuan bantuan modal pun relatif tidak menemui kendala yang berarti. Bahkan, jumlah kredit yang diterimanya terus meningkat. Pada awal pinjaman, kredit yang diterima sebesar Rp 70 juta. Pinjaman tersebut dalam waktu setahun berhasil dilunasi. Selanjutnya, Asep kembali mendapatkan bantuan pinjaman senilai Rp 140 juta dari Bank BJB. Tidak lama lagi, Asep akan segera melunasi pinjamannya.

Setelah melunasinya, Asep berencana mengajukan kembali bantuan permodalan senilai Rp 350 juta kepada Bank BJB. Proyeksinya, penambahan modal itu ditujukan untuk menambah kios mebel yang lokasinya berada dekat dengan toko yang lama. Asep sengaja akan mempercayakan kepada putrinya untuk mengelola kios yang hendak dibeli kelak.

Tahun ini, Asep menargetkan memiliki tiga toko mebel. Saat ini, ia baru memiliki dua kios. Sementara rencana penambahan satu unit kios tersebut, berlokasi di Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur.

Asep mengatakan, bantuan permodalan dari Bank BJB sangat berpengaruh terhadap peningkatan usaha mebelnya. Saat sebelum mendapatkan bantuan modal dari Bank BJB, omzet yang diperolehnya hanya Rp 10 juta hingga Rp 15 juta per bulan. Saat ini, minimal omzetnya mencapai Rp 25 juta.

Melalui bantuan modal itu, Asep mampu menampung 20 orang warga sebagai pekerjanya. Mereka sehari-harinya bekerja di pabrik dan kiosnya. Jumlah pekerja akan bertambah bila pesanan melonjak. Sebelum mendapatkan bantuan modal, Asep hanya mampu melibatkan 10 tetangganya untuk menjadi pekerjanya.

"Mebel yang kami jual sangat terjangkau harganya dan kualitas tetap terjamin. Terima kasih Bank BJB," tuturnya.

Bahan yang digunakan untuk produk mebelnya sangat terjaga kualitasnya, dan dikerjakan secara teliti oleh ahlinya. Kondisi ini menyebabkan banyak pelanggan yang setia membeli produk mebelnya dari dulu hingga sekarang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement