Rabu 17 May 2017 22:30 WIB

Kemenhub Siapkan Detail Program Kerja Sama dengan Cina

Rep: ‎Debbie Sutrisno/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping (kedua kanan) menyaksikan penandatanganan perjanjian fasilitasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung oleh Direktur Utama PT KCIC Hanggoro (kedua kiri) dan Direktur Utama Bank Pembangunan Nasional Tiongkok Hu Huaibang (kanan) di Gedung Great Hall of the People, Beijing, RRT, Minggu (14/5). Nilai komitmen kerja sama proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung tersebut sebesar 4,498 miliar dolar AS. ANTARA FOTO/Bayu Prasetyo
Foto: Bayu Nugroho/Antara
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping (kedua kanan) menyaksikan penandatanganan perjanjian fasilitasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung oleh Direktur Utama PT KCIC Hanggoro (kedua kiri) dan Direktur Utama Bank Pembangunan Nasional Tiongkok Hu Huaibang (kanan) di Gedung Great Hall of the People, Beijing, RRT, Minggu (14/5). Nilai komitmen kerja sama proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung tersebut sebesar 4,498 miliar dolar AS. ANTARA FOTO/Bayu Prasetyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan menjadi salah satupihak yang memiliki proyek strategis nasional dan ditawarkan pada investor Cina dalam acara One Belt One Road (OBOR). Proyek di Sumatera Utara dan Sulawesi Utara menjadi kawasan penting yang siap didanai oleh investor.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, dua titik di dua Provinsi ini terdapat di Kuala Tanjung (Sumatera Utara) dan Bitung (Sulawesi Utara). Kedua pelabuhan ini diyakini mampu menarik minat investor karena kawasan ini mempunyai letak yang strategis.

"Responnya baik untuk kedua-keduanya. Mereka antusias sekali khususnya untuk mengembangkan. Kuala Tanjung," ujar Budi di Istana Negara, Rabu (17/5).

‎Detil yang disiapkan, lanjut Budi, terkait dengan program apa saja yang akan dikerjakan di dua kawasan ini. Karena selain pelabuhan, terdapat sejumlah proyek penunjang lain yang bisa dimanfaatkan investor.

‎Rencananya dalam dua bulan ke depan, akan ada pertemuan kembali dengan perwakilan pemerintah ataupun investor Cina. Sebab dalam acara OBOR, Pemerintah Indonesia tidak memiliki waktu banyak dalam pemaparan proyek. Terdapat sedikitnya 30 negara yang ikut serta sehingga waktu pemaparan proyek nasional sangat terbatas.

"Khusus yang di Kalimantan Utara ini ke proyek PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air),"ujarnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement