Senin 15 May 2017 12:30 WIB

BEI Optimistis takkan Bisa Diterobos Ransomware

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Nidia Zuraya
 Pekerja memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (4/4).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistyo mengklaim, sistem di bursa efek tidak akan terpengaruh oleh serangan virus Ransomware Wannacry. Sebab, sistem operasi BEI sudah lama tidak menggunakan Windows.

''Kita (BEI) nggak pakai Windows, itu yang paling penting. Itu ada atau tidak ada Insyaallah ya, semoga nggak mendahului Tuhan, Insyaallah kita jagalah. Saya juga langsung liat. Semoga di bursa sih aman,'' kata Tito, di Kantor BEI, Jakarta, Senin (15/5).

Menurut dia, BEI dilengkapi dengan sistem keamanan berlapis. Sebelum dibuka perdagangan, akan diperiksa terlebih dahulu. Bahkan, transaksi yang dilakukan oleh Broker akan diperiksa secara detail.

Tito mengatakan, kemananan di BEI selalu diperkuat dua lapis diatas ancaman maksimal yang paling memungkinkan. Selain itu, sistem yang dipakai BEI menggunakan JATS dari Nasdaq, khususnya untuk surveillance dan trading

''Dia (Nasdaq) is the best in the world. Dia punya 88 stock exchange dibawah dia. Bursa pakai itu sudah lama, bukan sekarang,'' jelas dia.

Sehingga, lanjut Tito, saat ini BEI tetap beroperasi seperti biasa. Karena dirinya yakin keamanan di sistem BEI sudah berlapis dan terus diperiksa setiap pukul 07.00. ''Walaupun saya juga deg-degan,'' kata Tito.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement