Senin 08 May 2017 22:11 WIB

Direktur Indef: Ketimpangan Ekonomi Semakin Mengaga

Rep: Ali Mansur/ Red: Ilham
Direktur Eksekutif Institute National Development and Financial (Indef) Enny Sri Hartati
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Direktur Eksekutif Institute National Development and Financial (Indef) Enny Sri Hartati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif INDEF, Enny Sri Hartati mengatakan, cita-cita Indonesia merdeka, yang menghendaki adanya pemerataan kesejahteraan hingga kini masih belum terpenuhi. Sebaliknya, ketimpangan ekonomi semakin menganga. Bahkan, saat ini Indonesia menduduki urutan keempat di dunia dari sisi penguasaan aset, setelah Rusia, India, dan Thailand.

 

Di Rusia, ketimpangan itu mencapai 74,5 persen. Artinya 1 persen penduduk terkaya Rusia menguasai 74,5 persen aset. Di India ketimpangan itu mencapai 58 persen, Thailand 58 persen, sementara Indonesia 43,3 persen. Artinya, 1 persen penduduk terkaya Indonesia menguasai 49,31 persen aset nasional.

Ketimpangan tersebut, menurut Enny merupakan sesuatu yang luar biasa. Itu berarti, saat ini bangsa Indonesia makin  menjauh dari tujuan berdirinya Indonesia merdeka, yaitu tercapainya kesejahteraan umum.

"Belum lagi kalau kita lihat persoalan kemiskinan. Kemiskinan absolut memang turun, tetapi kemiskinan dari sisi kedalaman kemiskinan, tingkat keparahan kemiskinan semuanya memburuk," kata Enny saat menjadi pembicara pada diskusi pilar negara, yang berlangsung di press room parlemen pada Senin (8/5).

Bahkan, data BPS mengenai pengangguran benar-benar menunjukkan anomali. Pengangguran terbuka turun 10 ribu orang pada Februari 2006 sampai Februari 2007. Tetapi jumlah orang yang bekerja penuh juga turun dari semula  69,89 persen menjadi 69,86 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement