Senin 08 May 2017 17:14 WIB

Arab Saudi Harap Pemangkasan Produksi Minyak Bisa Sampai Akhir Tahun

Rep: Intan Pratiwi/ Red: M.Iqbal
Seorang pria naik unta melintasi ladang minyak dikawasan Sakhir, Bahrain. Negara OPEC telah sepakat bahwa mereka harus mengurangi produksi untuk membantu meningkatkan harga minyak dunia selama pertemuan di Aljazair.
Foto: AP
Seorang pria naik unta melintasi ladang minyak dikawasan Sakhir, Bahrain. Negara OPEC telah sepakat bahwa mereka harus mengurangi produksi untuk membantu meningkatkan harga minyak dunia selama pertemuan di Aljazair.

REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR -- Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al Falih berharap kebijakan pemotongan produksi minyak oleh negara-negara anggota OPEC bisa bertahan hingga akhir tahun ini. Ia menilai, dengan kebijakan yang sudah disepakati pada semester satu tahun ini sudah bisa menstabilkan ekonomi.

Khalid mengatakan harga minyak yang jatuh selama bertahun-tahun disebabkan oleh pasokan yang berlebih. "Saya sudah diskusi dan konsultasi dengan anggota-anggota OPEC, saya berharap kesepakatan ini bisa terus berlanjut hingga paruh kedua tahun ini," ujar Khalid seperti dilansir dari Reuters, Senin (8/5).

Menurut dia, turunnya harga minyak dunia saat ini bukan lagi dipengaruhi karena stok yang melimpah, namun juga rendahnya permintaan. Pengaruh lainnya bersumber dari masa perawatan kilang minyak di sejumlah negara. "Pertumbuhan produksi di luar OPEC serta geliat di AS juga jadi salah satu faktor," kata Khalid.

Pihak OPEC pada awal tahun lalu sepakat untuk memangkas produksi sebesar 1,8 juta barel per hari. Produksi minyak dunia yang sempat melonjak membuat harga minyak mentah dunia menginjak harga 50 dolar AS per barel. Sedangkan produksi minyak Amerika Serikat telah meningkat lebih dari 10 persen sejak pertengahan 2016 sampai 9,3 juta barel per hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement