Jumat 05 May 2017 11:15 WIB

Mendag: Daging Beku Impor Siap Dipasok ke Pasar Tradisional

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Nidia Zuraya
Daging beku
Foto: pixabay
Daging beku

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan harga daging sapi segar masih terpantau rata-rata di harga Rp 120 ribu per kilogram (kg). Untuk menghindari lonjakan harga daging sapi segar jelang bulan Ramadhan, Enggar menyebutkan pemerintah pusat melalui Bulog siap memasok daging sapi beku impor ke pasar-pasar tradisional.

Menurut Enggar, stok yang ada siap disalurkan ke pasar-pasar tradisional. Para pedagang di pasar tradisional juga disebutnya siap mengakomodir daging sapi beku impor dari pemerintah.

Berdasarkan pantauan di Pasar Kosambi, Enggar menyebutkan para pedagang daging sudah memiliki alat pendingin (freezer). Sehingga diyakini tidak akan menjadi kendala pasokan daging beku di lapangan. 

"Segera masuk (ke pasar tradisional). Mereka ada freezer dan cold storage. Nggak ada masalah," kata Enggar usai memantau harga komoditas pangan di Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Jumat (5/5).

Mendag mengatakan Bulog memiliki stok daging beku impor yang mencukupi masyarakat. Bahkan hingga empat bulan ke depan stok daging beku impor di Bulog aman.

Ia menyebutkan saat ini Bulog memiliki stok daging beku impor yang didatangkan dari India sebanyak 40 ribu ton. Jumlah ini akan ditambah lagi segera masuk 51 ribu ton. Sementara yang sudah ada di pasar, distributor, dan importir itu lebih dari 40 ribu ton. 

Daging beku impor tersebut, kata Enggar, dapat dijual dengan harga maksimal Rp 80 ribu per kg. Daging ini bisa menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat yang lebih murah di samping daging sapi segar.

"Sementara ini masyarakat masih menganggap bahwa daging beku itu kurang manis dan sebagainya.

Padahal daging beku itu lebih higienis. Tapi biar masyarakat memilih, dengan kualitas yang bagus itu ada dua pilihan," ujar Enggar.

Ia menuturkan kebijakan masuknya daging beku impor ini dikarenakan Indonesia belum memiliki stok yang mencukupi dari dalam negeri. Populasi sapi di Indonesia bahkan disebut menurun drastis.

Oleh karena itu, kebijakan impor daging diambil pemerintah agar populasi sapi yang ada bisa terus produktif. Sehingga tidak lebih dulu dipotong untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat.

"Ada program dari Bapak Menteri Pertanian untuk meningkatkan populasi sapi baik dari sapi indukan. Kemudian dari program Siwab (sapi indukan wajib bunting). Jadi ini untuk meningkatkan populasi sapi," tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement