Rabu 03 May 2017 07:48 WIB

Pedagang Dilarang Menimbun Sembako, Ini Peringatan dari Mendag

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nur Aini
Seorang pembeli memilih bahan-bahan pokok di pasar PSPT, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (3/7).
Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
Seorang pembeli memilih bahan-bahan pokok di pasar PSPT, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (3/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menekankan kepada seluruh pedagang dan distributor bahan pokok agar tidak menimbun bahan pokok atau sembako menjelang Lebaran. Tindakan penimbunan agar harga bisa didongkrak akan merugikan banyak pihak.

"Jangan pernah para spekulan berpikir bisa menimbun bahan pokok. Kami pasti akan distribusikan bahan pokok berapa pun kebutuhannya karena kami memiliki persediaan yang cukup. Jangan berani menimbun,” kata Enggar, Selasa (2/5).

Dia mengatakan, pihaknya akan mengawasi segala bentuk distribusi. "Jangan sampai masyarakat mendapatkan makanan yang kedaluarsa atau barang impor selundupan yang tidak terjamin kualitasnya," ujarnya.

Ia memastikan bahwa stok bahan pokok jelang Ramadhan dan Idul Fitri 2017 tetap aman. Di beberapa distributor dan produsen dinilai memiliki stok yang banyak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat Ramadhan dan Lebaran.

“Kondisi gula dan minyak goreng di Provinsi Sumatra Utara aman. Stok cukup untuk enam bulan lebih. Beras juga berlebih,l sehingga cadangan untuk bahan pokok sangat terkendali. Demikian juga dengan daging. Stok daging beku sangat cukup untuk lebih dari empat bulan. Hasil pantauan harga di pasar rakyat maupun ritel modern menunjukkan harga yang stabil,” katanya.

Menurutnya, pemerintah telah mengambil langkah antisipatif untuk menyambut bulan puasa dan Lebaran 2017, yaitu dengan mengidentifikasi ketersediaan stok dan harga bahan pokok, baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah. Selain itu, Enggar menilai, diperlukan juga identifikasi langkah-langkah kesiapan instansi terkait dan pelaku usaha bahan pokok, terutama untuk menghindari terjadinya kekurangan stok, gangguan distribusi, dan aksi spekulasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement