REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Aneka Tambang (Persero) Tbk mendapatkan izin ekspor nikel dari pemerintah. Direktur Operasional Antam, Hari Widjajanto menerangkan pihaknya memperoleh kuota ekspor 2,7 juta ton untuk kadar di bawah 1,7 persen.
"Alhamdulillah, Antam sudah memperoleh izin ekspor, untuk tahap pertama kami memperoleh kuota 2,7 juta (ton)," ujar Hari dalam konferensi pers usai RUPST, di Hotel Borobudur, di Jakarta, Selasa (2/5).
Hari mengungkapkan ekspor kadar rendah itu memberikan kontribusi signifikan untuk Antam dan menaikkan posisi tawar Antam di depan para investor. "Memberikan kontribusi luar biasa untuk Antam baik secara revenue dan membantu cash flow. Ini juga memberikan kepercayaan kepada lender akan kemampuan Antam ke depan," tuturnya.
Menurutnya, beberapa negara menunjukkan ketertarikan terhadap hasil produksi Antam. Sebagai ilustrasi, untuk kuota 2,7 juta ton plus 3,7 juta ton yang diajukan pada tahap kedua, jumlah permintaan di atas 100 juta wet metric ton (wmt). "Mostly Cina, Jepang, Eropa Timur. Namun, tidak mungkin diberikan semuanya, karena kuota dan animo tidak berimbang," tuturnya.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2016 di Jakarta, Selasa (2/5), PT Aneka Tambang, Tbk (Antam) mengangkat Arie Prabowo Ariotedjo menjadi direktur utama menggantikan Teddy Badrujaman. Sebelumnya, Arie menjabat sebagai direktur niaga PT Bukit Asam, Tbk (PTBA).