Selasa 02 May 2017 05:16 WIB

Bank Mandiri Ingin Tawarkan Saham BSM ke Investor Timur Tengah

Rep: Intan Pratiwi / Red: Satria K Yudha
Karyawati melayanin nasabah untuk melakukan pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) di Banking Hall Bank Syariah mandiri (BSM) Cabang Mayestik, Jakarta, Senin (10/4).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawati melayanin nasabah untuk melakukan pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) di Banking Hall Bank Syariah mandiri (BSM) Cabang Mayestik, Jakarta, Senin (10/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berencana melepas sebagian saham di Bank Syariah Mandiri (BSM) yang merupakan anak perusahaan. Mandiri ingin menawarkan saham kepada investor dari Timur Tengah agar BSM semakin berkembang. 

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, Mandiri sedang mendekati investor dari Uni Emirat Arab dan Qatar. Menurut pria yang akrab disapa Tiko tersebut, investor dari Timur Tengah sangat cocok untuk digandeng mengembangkan bank syariah di Indonesia karena sudah punya pengalaman. 

"Kami akan menggandeng investor dari Timur Tengah untuk membantu membawa dana dari kawasan tersebut ke Indonesia," kata Tiko dalam sela-sela acara Media Gathering BUMN, di Bogor, akhir pekan lalu. 

Tiko menjelaskan, tujuan Mandiri mencari investor asing agar BSM dapat tumbuh lebih cepat, meskipun kinerja BSM saat ini sudah bagus. "Supaya BSM bisa 'berlari'," kata Tiko. 

Menurut Tiko, investor Timur Tengah sangat potensial dijadikan rekan bisnis. Hanya, selama ini mereka dinilai lebih banyak menempatkan dananya di Eropa. 

Namun, investor Timur Tengah mulai melirik negara-negara berkembang untuk dijadikan tujuan investasi, tak terkecuali di sektor perbankan syariah. Tiko optimistis, BSM bisa semakin maju dan dikenal di level internasional apabila Mandiri sukses mendatangkan strategic investor 

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menambahkan, pihaknya belum menentukan besaran saham BSM yang akan dilepas. Namun, dia menegaskan, Mandiri akan tetap menjadi pemilik saham mayoritas. 

"Jadi bukan dijual, tapi membesarkan secara strategi bisnis. Kita akan arahkan ke sana," kata Rohan kepada Republika, Senin, (1/5).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement