REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sejalan dengan permintaan Presiden Jokowi kepada investor asing untuk mengutamakan pekerja lokal. BKPM menganggap pernyataan Jokowi kepada sebuah media internasional agar investor asal Cina tak terlalu banyak membawa tenaga kerja sendiri merupakan bentuk peringatan.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis menilai, memang sudah seharusnya perusahaan asing diingatkan untuk tetap tunduk kepada peraturan ketenagakerjaan di Indonesia. Salah satunya, lanjutnya, bahwa perusahaan asing harus tetap mengutamakan serapan tenaga kerja asal Indonesia.
"Salah satu tujuan kita menarik investasi adalah untuk dapat menyerap tenaga kerja Indonesia. Penggunaan Tenaga kerja asing oleh investor diperbolehkan sepanjang memenuhi kriteria dan persyaratan yang ditetapkan pemerintah," jelas Azhar, Senin (1/5).
Azhar melanjutkan, Kementerian Tenaga Kerja sudah mengatur jabatan atau keahlian tenaga kerja asing yang diperbolehkan oleh perusahaan penanaman modal, termasuk soal periode atau lamanya bekerja. Berdasarkan permohonan perusahaan, jelas Azhar, Kemenaker akan melakukan evaluasi atas permohonan tersebut dan mengeluarkan perizinan tenaga kerja asing sesuai ketentuan.
Tak hanya soal proses perizinan yang harus dilalui investor, Azhar juga menyebutkan bahwa setiap tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia tetap harus didampingi oleh seorang tenaga kerja Indonesia. Tujuannya agar terjalin suatu transfer ilmu sehingga suatu saat posisi yang awalnya ditempati tenaga kerja asing bisa digantikan oleh tenaga kerja Indonesia.
"Jadi arahan Presiden tersebut adalah mengingatkan kembali kepada perusahaan asing yang menanamkan modalnya di Indonesia untuk lebih mengutamakan pekerja asal Indonesia," jelas Azhar.
Ia juga menggaris bawahi, bila perusahaan penanaman modal tetap membutuhkan pekerja asing tambahan maka tetap harus atas perizinan dan supervisi pemerintah. Baginya, penanaman modal merupakan upaya agar tenaga kerja lokal bisa terserap.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta investor Cina di Indonesia membangun kemitraan jangka panjang dan tidak membawa banyak pekerja dari negara asalnya. Hal itu dilakukan agar tercipta lebih banyak pekerjaan untuk masyarakat Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Jokowi sesaat sebelum kunjungan kenegaraannya ke Hong Kong. Seusai singgah di Manila, Filipina, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN, Sabtu (29/4), Jokowi memang dijadwalkan akan bertolak ke Hong Kong pada Ahad (30/4).
Dalam wawancara eksklusif dengan South China Morning Post (SCMP), Jokowi menyampaikan apresiasi terhadap perusahaan Hong Kong yang berinvestasi di Indonesia. "Investor Hong Kong kami sangat kuat. Mereka percaya pada investasi jangka panjang. Mereka menghormati hukum, budaya, dan masyarakat kita," katanya seperti dilaporkan laman SCMP, Jumat (28/4).
Jokowi berharap hal itu juga dapat dipraktikkan oleh para investor dan perusahaan Cina. Terlebih bila melihat pertumbuhan investasi Cina di Indonesia yang meningkat lebih dari 300 persen atau senilai 2,7 miliar dolar Amerika Serikat sejak 2015 lalu.
Selain investasi jangka panjang, pokok lain yang disorot Jokowi adalah perihal tenaga kerja. Ia meminta agar Cina tidak terlalu banyak membawa tenaga kerja dari negaranya. "Saya sampaikan kepada investor Cina bahwa mereka seharusnya tidak membawa terlalu banyak pekerja ke negara kami. Karena kami di Indonesia masih memiliki banyak tenaga kerja yang belum tergarap," ucapnya.