Senin 01 May 2017 02:21 WIB

Blitar Panen Cabai Rawit Merah 4.800 Hektare

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ismail Lazarde
Dirjen Hortikultura Kementan Spudnik Sujono berada di tengah-tengah petani cabai Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Foto: Humas Kementan.
Dirjen Hortikultura Kementan Spudnik Sujono berada di tengah-tengah petani cabai Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR – Kabupaten Blitar, Jawa Timur, sukses melakukan panen cabai rawit merah seluas 4.800 hektare. Luasan panen cabai rawit disampaikan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Blitar Eko Putro kepada Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Spudnik Sujono. Spudnik berada di Blitar selama 28-30 April 2017 guna memantau langsung pertanaman cabai di daerah tersebut.

Kepada Spudnik yang juga merupakan penanggung jawab upaya khusus (upsus) cabai dan bawang merah nasional, Eko menjelaskan, luas panen cabai periode April-Juni 2017 tersebar di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Panggungrejo seluas 1.850 hektare,  Kecamatan Wates 1.509 hektare, dan Kecamatan Binangun 1.500 hektare. 

“Kondisi pertanaman dan panen di tiga kecamatan tersebut dapat mengamankan pasokan di wilayah Jawa Timur, bahkan bisa menyuplai wilayah Jabodetabek,” kata Eko di Blitar, Ahad (30/4). Dengan kondisi panen saat ini, Eko meyakini, stabilisasi pasokan dan harga cabai di wilayah Jawa Timur dan juga Jabodetabek akan terjamin.

Sarwi Riyanto, champion sekaligus petani Kabupaten Blitar mengatakan, panen cabai kali merupakan panen terluas di Kecamatan Panggung Rejo, yakni sekitar 1.850 hektare. Harga di tingkat petani yang berada di kisaran Rp 30 ribu-Rp 35 ribu per kilogram juga memuaskan petani. “Petani saat ini cukup senang dengan harga yang diterima,” katanya.

Khusus petani di Blitar, Sarwi melanjutkan, rata rata nilai break event point (BEP) berada di kisaran Rp 12 ribu- Rp 15 ribu per kilogram. Karena itu, panen dan harga yang bagus saat ini bisa membuat petani menyimpan modal untuk pertanaman selanjutnya.

Selama ini, petani di tiga kecamatan tersebut melakukan sistem pola tanam tumpang sari jagung dan cabai rawit merah. Pada saat jagung berumur satu bulan, petani pun menanam cabai rawit merah. Sehingga saat panen jagung kala tanaman berumur dua bulan, pertumbuhan cabai rawit merah telah memasuki pertumbuhan generatif dan mulai berbunga.

“Sistem pola tanam tumpang sari ini sangat menguntungkan petani dan efisien dalam penggunaan unsur hara,” kata Sarwi.

Spudnik mengatakan, secara nasional, Kabupaten Blitar diharapkan bisa menjadi penyangga kebutuhan cabai nasional di samping Kabupaten Kediri, Tuban, Banyuwangi, Malang, dan Magetan.

“Kalau di wilayah Jawa Timur, Blitar ini memang sebagai sebagai salah satu sentra utama cabai rawit merah,” kata Spudnik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement