REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Bank Mandiri siap menerapkan sistem digitalisasi transaksi keuangan di desa wisata di Bali untuk mendorong pengembangan destinasi wisata alternatif tersebut.
"Misi Bank Mandiri ini sudah jelas semangatnya untuk memakmurkan negeri," kata Pemimpin Wilayah Bank Mandiri Bali dan Nusa Tenggara R Erwan Djoko Hermawan dalam forum diskusi di Denpasar, Jumat (28/4).
Menurut Erwan, pihaknya telah mempersiapkan tiga langkah yang akan diterapkan untuk membantu meningkatkan potensi desa wisata yakni digitalisasi, layanan keuangan tanpa kantor dan mewujudkan transaksi keuangan elektronik. Dia menjelaskan digitalisasi diperlukan destinasi desa wisata dalam hal mempromosikan potensinya di dunia maya.
Sedangkan untuk layanan keuangan tanpa kantor atau branchless banking membantu masyarakat lebih dekat dengan layanan keuangan melalui agen-agen yang ada di desa wisata. Selain itu juga mendorong transaksi pembayaran nontunai atau cashless yang memberikan kemudahan dan efisiensi transaksi keuangan.
Dengan adanya tiga hal tersebut bank BUMN itu menyiapkan produk dan layanan berupa mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM), mesin Electronic Data Capture (EDC), e-Money, Branchless Bank Mandiri dan promosi produk desa wisata dalam jaringan melalui layanan e-commerce tokone.com.
Untuk mendukung keinginan tersebut, Erwan melanjutkan, pihaknya secara bertahap akan melakukan edukasi ke desa-desa wisata terkait fitur-fitur transaksi finansial, maupun nonfinansial yang bisa dilakukan melalui produk perbankan elektronik Bank Mandiri.
Diharapkan, para penjual jasa atau produk terkait pariwisata di desa-desa wisata tersebut secara bertahap akan mengalihkan cara pembayarannya menjadi elektronik. "Kami juga menyosialisasikan keuntungan yang bisa diperoleh melalui transaksi secara 'online', seperti meminimalisir uang kembalian, sehingga lebih praktis, lebih mudah dan lebih cepat dalam berbelanja," jelasnya.
Di samping itu, tambah Erwan, pihaknya juga akan menggandeng pemerintah setempat, tokoh masyarakat dan pemuka agama dalam mempopulerkan cara pembayaran secara elektronik kepada penyedia jasa dan produk kepariwisataan di desa-desa wisata tersebut.
Erwan mengatakan bahwa selain merupakan misi perseroan untuk memakmurkan negeri, pihaknya tidak semata mengejar keuntungan finansial dalam pengembangan digitalisasi transaksi namun lebih mengharapkan bahwa bank hadir di tengah masyarakat dan memiliki reputasi yang baik.
Bank Mandiri mencatat dalam periode Januari-Maret 2017, bank pelat merah itu secara nasional telah melakukan 777,6 juta transaksi perbankan elektronik, naik 28,1 persen dari periode yang sama tahun lalu.