Selasa 25 Apr 2017 17:36 WIB

Mendag akan Perbaiki Distribusi Logistik Ramadhan dan Lebaran

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita
Foto: Republika/Halimatus Sa'diyah
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah memastikan pasokan bahan pokok untuk periode bulan puasa dan Lebaran aman. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebutkan, pasokan dan distribusi bahan pokok yang aman menjadi salah satu kunci penahan laju inflasi yang setiap tahunnya terjadi di periode puasa dan Lebaran. Apalagi, faktor distribusi selama ini menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga bahan pokok.

"Hanya distribusi di beberapa tempat dan hari ini saya akan kumpulkan semuanya untuk pendistribusinya," ujar Enggar di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (25/4).

Salah satu bahan pokok yang distribusinya dianggap terhambat adalah minyak goreng kemasan sederhana. Alasannya, pengemasan minyak goreng cukup memakan waktu sehingga waktu distribusi menjadi tertunda. Selain itu, Enggar memastikan pasokan bahan pokok lainnya seperti beras, telur, dan daging masih aman. Daging sapi beku misalnya, pemerintah memonitor bahwa harga di daerah sudah bisa turun ke Rp 80 ribu per kilogram.   

Pemerintah, kata Enggar, juga terus melanjutkan impor daging kerbau dari India. Volume impor yang dikejar pemerintah sebesar 100 ribu ton daging kerbau beku. Enggar menilai, kualitas daging kerbau beku sama dengan daging sapi beku, bahkan harganya dipastikan lebih murah dibanding daging sapi.

"Sekarang ini sudah ada tersedia dan itu akan jalan terus. Daging dari India akan jalan terus sampai 100 ribu ton," ujar Enggar.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan Bulog masih memiliki pasokan beras hingga 2 juta ton. Angka ini, kata Djarot, setara dengan kebutuhan masyarakat umum hingga tiga bulan. Selain itu, Bulog juga memastikan target impor 100 ribu ton daging kerbau beku dari India akan tercapai. Saat ini proses perizinannya masih di Kementerian Perdagangan.

"Hingga Lebaran mendatang, paling tidak dibutuhkan 20 ribu ton daging kerbau beku dari India untuk menutup kebutuhan dalam negeri," ujar Djarot.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement