REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Azis, menggunakan hak pilihnya di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta di TPS 01 Kelurahan Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (19/4). Harry berharap siapa pun gubernur terpilih bisa mendatangkan kesejahteraan bagi rakyat.
Harry menyaksikan suasana hari pemungutan suara pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta berlangsung lebih kondusif dibanding putaran kedua. Aparat keamanan, baik TNI maupun Polri, menurutnya sudah lebih antisipatif.
"Saya kira dari tadi saya jalan agak tenang, orang mengatakan seperti api dalam sekam. Ternyata enggak, insya Allah ini aman, damai, dan lebih kondusif dari yang pertama," kata Harry Azhar kepada Republika.co.id, Rabu (19/4).
Ketua BPK ini berharap siapa pun Gubernur DKI Jakarta 2017 yang terpilih nanti mampu mendatangkan kesejahteraan rakyat. Dia mengatakan, gubernur terpilih harus mampu menurunkan angka kemiskinan, tingkat pengangguran, dan kesenjangan sosial di ibu kota.
Jika angka kemiskinan sekarang di posisi 100 persen, Harry mengibaratkan, gubernur tersebut gagal ketika lima tahun setelah dia memegang jabatan angka kemiskinan malah bertambah menjadi 150 persen. Seorang kepala daerah menurutnya juga dapat dinyatakan gagal bila gini ratio yang sekarang mencapai 0,41 naik mendekati 1.
Yang terakhir, menurut Harry, tingkat keberhasilan Gubernur DKI Jakarta dapat diukur dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM DKI Jakarta mencapai 78,9, sudah lebih tinggi dibanding IPM nasional. Tapi, jika dibandingkan Singapura yang mencapai 92, gubernur terpilih masih punya tugas mengejar angka IPM.
"Jadi dia berhasil kalau angka kemiskinannya dari 100 persen turun menjadi 75 atau 50, begitu juga angka pengangguran dan kesenjangan pendapatan (gini ratio)," ujar Harry Azhar, di depan TPS 01 Kel Senayan usai menggunakan hak pilihnya.