REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence dijadwalkan untuk berkunjung ke Indonesia pada 20 April mendatang. Kedatangannya ke Tanah Air untuk pertama kali disebut akan menjadi momen pembahasan sejumlah isu kerja sama dua negara, khususnya di bidang ekonomi.
Namun, dalam pernyataan dari seorang pejabat Gedung Putih, Pence dikatakan tidak akan melakukan pembahasan terkait sengketa perusahaan tambang raksasa milik AS PT Freeport dan Pemerintah Indonesia. Menurut keterangan, ia hanya akan membahas isu-isu ekonomi secara luas, termasuk lingkungan bisnis negara adidaya itu di Nusantara secara umum.
"Kami hanya akan membahas mengenai lingkungan bisnis di Indonesia dalam pengertian umum dan mungkin tak akan terkait dengan sengketa PT Freeport yang terjadi di sana," ujar pejabat itu, Jumat (14/4).
Sengketa antara Pemerintah Indonesia dan Freeport memanas setelah perusahaan tambang itu mengancam akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Arbitrase Internasional. Hal itu dilakukan karena merasa hak-hak dalam Kontrak Karya (KK) telah dilanggar.
Kemudian, Freeport telah menghentikan kegiatan produski sejak 10 Februari lalu. Hal itu karena perusahaan itu tak dapat mengekspor konsentrat tembaga. Di balik itu, masalah utama Freeport adalah pihaknya membutuhkan kepastian dan stabilitas berinvestasi jangka panjang di Tambang Grasberg, Papua. Sementara, pemerintah Indonesia menginginkan kendali yang lebih kuat atas kekayaan sumber daya mineral yang dimiliki negeri ini.
Perjalanan pertama Pence ke sejumlah Negara Asia Pasifik merupakan yang pertama kalinya dilakukan sejak menjabat sebagai orang nomor dua di AS. Ia dijadwalkan memulai kunjungan ke Seoul, Korea Selatan pada 16 April. Selanjutnya ia akan berkunjung ke Tokyo, Jepang pada 18 April, kemudian 20 April di Jakarta, Indonesia. Pada 22 April ia bertolak ke Sydney, Australia dan menutup kunjungannya di Honolulu, Hawaii pada 24 April.