Senin 10 Apr 2017 10:01 WIB

Indonesia Perlu Dorong Industri Halal Berorientasi Ekspor

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Angga Indrawan
Ketua Indonesia Halal Life Center Sapta Nirwandar (kedua kiri) menggelar konferensi pers Indonesia International Halal Lifestyle Expo & Conference (IIHLEC) 2016, Jakarta, Rabu (28/9).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua Indonesia Halal Life Center Sapta Nirwandar (kedua kiri) menggelar konferensi pers Indonesia International Halal Lifestyle Expo & Conference (IIHLEC) 2016, Jakarta, Rabu (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri halal diyakini memiliki potensi besar bagi perekonomian. Pasalnya populasi umat Muslim di dunia terus meningkat. Pemerintah Malaysia menyebutkan, kini di Eropa saja terdapat 40 juta Muslim. Sedangkan di Amerika Serikat (AS) tembus delapan juta.

Diproyeksikan di kawasan Asia Pasifik seperti Indonesia, India, Pakistan, dan lainnya pada 2030 bisa mencapai 1,3 miliar. Sayangnya, Indonesia yang penduduknya mayoritas Muslim justru lambat mengembangkan industri halal. Hal itu karena, masih ada beberapa tantangan belum terselesaikan.

Ketua Indonesia Halal Center Sapta Nirwandar menyatakan, tantangan terbesarnya terkait infrastruktur. "Produksi produk halal yang berorientasi ekspor harus kita perkuat, sebab Jepang aja Nippon export logistic. Kita nggak ada yang seperti itu," ujarnya kepada Republika, Ahad (9/4).

Maka, rencananya pada 19 sampai 21 Oktober mendatang Indonesia Halal Center bekerja sama dengan pemerintah akan menggelar acara seperti Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) yaitu 'Indonesia International Halal Lifestyle Expo & Conference 2017'. Berbagai industri halal akan meramaikan event akbar tersebut.

"Jadi tujuan-tujuan kita agar punya industri halal yang berorientasi ekspor. Masa kosmetik kita masih impor dari Korea, masa nggak bisa buat sendiri?" Ujar Sapta. Menurutnya, mendorong para pelaku industri agar lebih inovatif sangat penting. Ia menambahkan, dukungan pemerintah juga sangat diperlukan dalam pengembangan ini. "Jadi untuk permudah sertifikasi ekspor," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement