Kamis 06 Apr 2017 14:45 WIB

Sumatra Barat Jualan Wisata Halal ke Wisatawan Malaysia

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
Indonesia mengikuti pameran Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) 2017 di Kuala Lumpur,  pada 5-8 April.
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Indonesia mengikuti pameran Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) 2017 di Kuala Lumpur, pada 5-8 April.

REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR -- Sumatra Barat diunggulkan untuk menjadi salah satu destinasi wisata halal Indonesia. Hal ini karena, provinsi beribukota Padang itu dinilai sudah siap dan berkomitmen untuk mendukung peningkatan wisata halal.

Bahkan Pemerintah Padang bersedia memberikan subsidi kepada perusahaan untuk mendapatkan sertifikasi halal. "Saat dibuka oleh Kementerian Pariwisata Sumatra Barat, sudah banyak yang mendaftar, tapi rencananya 30 companies dulu yang akan mendapatkan sertifikat halal tahun ini," ujar Ketua Association of the Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) Sumatea Barat Ian Hanafiah, saat ditemui Republika.co.id di Kuala Lumpur,  Kamis,  (6/4).

Menurutnya, salah satu kelemahan Indonesia adalah sering meremehkan sertifikat halal karena dengan masyarakat mayoritas Muslim, mereka merasa tidak memerlukan sertifikat tersebut.  "Padahal itu sangat penting, misalnya orang bilang bisa setir mobil tentu kita tanya punya SIM (Surat Izin Mengemudi) tidak?" ujarnya.

Ia mengatakan, sampai sekarang hotel dan restoran bersertifikat halal di Sumbar belum mencapai 100. "Kini masih dalam proses arahkan ke sana, nggak bisa langsung tapi bertahap," ujar Ian.

Dia juga menegaskan, Sumbar sudah layak dijadikan destinasi bagi para wisatawan mancanegara (Wisman) Muslim. Apalagi Sumbar pun sudah menyabet empat kategori dalam ajang World Halal Tourism Award 2016, di antaranya Best World Halal Culinary dan Best Halal Destination. "Hanya saja selama ini kurang promosi. Maka dengan mengikuti MIHAS (Malaysia International Halal Showcase) 2017 kami jadikan ini ajang promosi bahwa kami sudah layak, di sini kami tidak menargetkan transaksi apa pun lebih kepada memperkenalkan," tuturnya.

Ia mengungkapkan, tahun lalu wisman ke Sumbar masih sedikit. Ia menargetkan tahun ini sekitar 100 ribu wisman datang ke Sumbar,  dengan asumsi pendapatan berkisar Rp 45 juta per wisman. Maka total target pendapatan wisata Sumbar pada 2017 mencapai Rp 4,5 triliun. "Semoga bisa tercapai, lewat MIHAS semoga mereka semakin tahu tentang Sumbar," ujarnya. Ia mengatakan, tahun ini dari Sumbar akan lebih menonjolkan destinasi laut.

Ketua Tim Pengembangan Pariwisata Halal Kemenpar RI Riyanto Sofyan mengatakan, Sumbar memang salah satu daerah yang serius mengelola wisata halal. Hal ini karena, pemerintah setempat juga sangat mendukung perkembangan industri halal.

"Kalau tidak ada komitmen dari pemerintahnya maka sulit juga untuk kembangkan industri itu sendiri. Pelaku kan mikro jadi nggak mungkin bisa menggalakkan satu daerah kalau tanpa bantuan pemerintah," ujar Riyanto. Menurutnya, kuliner Sumbar pun sudah terkenal di dunia terutama rendang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement