Selasa 04 Apr 2017 19:35 WIB

Ini Penjelasan Sri Mulyani Soal Target Pertumbuhan 5,6 Persen

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Angga Indrawan
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menyampaikan arahannya pada acara Seminar Makro Ekonomi YDBA di Jakarta, Senin (3/4)
Foto: Republika / Darmawan
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menyampaikan arahannya pada acara Seminar Makro Ekonomi YDBA di Jakarta, Senin (3/4)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memutuskan untuk memasang asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2018 di angka 5,6 persen. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, angka tersebut diyakini cukup optimistis namun tetap kredibel. Ia mengungkapkan, pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 sudah melalui tiga kali presentasi di hadapan Presiden Jokowi. 

Sri menyebutkan, rentang pertumbuhan ekonomi yang disajikan yakni 5,4 hingga 6,1 persen. Penilaian yang dilakukan kemudian melihat komposisi permintaan dan produksi hingga akhir tahun 2016 ini. Pemerintah juga mempertimbangkan tren pertumbuhan hingga kuartal pertama tahun 2017 ini. Hasilnya, diputuskan angka 5,6 persen merupakan angka paling kredibel dan tetap menjaga optimisme pertumbuhan di tahun depan. 

"Setelah melihat dari sisi permintaan Presiden menetapkan 5,6 adalah tingkat yang dianggap optimistis namun tetap kredibel," kata Sri, Selasa (4/4). 

Namun, lanjut Sri, pemerintah tetap memerhatikan potensi belanja pemerintah dan ketidakpastian eksternal yang terjadi saat ini. Angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6 persen ini yang kemudian akan digunakan pemerintah sebagai baseline penetapan pertumbuhan ekonomi tahun 2018. 

"Optimistis maksudnya melihat dari demand side yakni konsumsi inestasi ekspor dan government spending, angka 5,6 persen dianggap bahwa kita cukup ambisius namun juga tetap kredibel," ujar Sri. 

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan bahwa yakin atau tidaknya target pertumbuhan ekonomi bisa tercapai adalah perkara perjuangan saja. Artinya, tinggal bagaimana pemerintah bisa menyusun langkah-langkah agar pertumbuhan sebesra itu bisa tercapai. 

"Pertumbuhan ekonomi 5,6 persen. Itu soal perjuangan," kata Darmin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement