REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah Indonesia memberikan reaksi atas tudingan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa Indonesia masuk dalam jajaran negara yang berlaku curang dalam perdagangan. Indonesia, bersama dengan 13 negara lainnya, disebut bertanggung jawab membuat defisit perdagangan AS hingga 50 miliar dolar AS.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, pemerintah akan mempelajari sikap AS yang melempar tudingan ke Indonesia ini. Hanya saja, Darmin menegaskan bahwa sebetulnya produk-produk yang diekspor Indonesia ke AS bukanlah produk pesaing produk lokal AS sendiri. Artinya, sebagian besar komoditas impor oleh AS merupakan barang-barang yang memang belum diproduksi di dalam negeri termasuk bahan baku industri.
"Kita akan pelajari dulu dengan kementerian masing-masing. Namun sebagian besar ekspor kita ke AS itu kan sebetulnya tidak bersaing sengan produk mereka. Kita coba sisir dulu deh mau kita belajari beberapa hari lagi baru kita akan jelaskan, apa yang akan kita lakukan," kata Darmin di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (4/4).
Sementara itu, Kepala Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi menambahkan, sikap AS yang sensitif soal defisit perdagangan sebetulnya menyiratkan permintaan kepada Indonesia agar menyeimbangkan perdagangan kedua negara. Menurutnya, AS ingin agar Indonesia lebih banyak menyerap produk dari AS, alias meningkatkan impornya dari AS. Hal ini agar neraca dagang antara kedua negara tidak timpang.
"Sebetulnya kita nggak curang. Hanya saja AS ingin kita balance. Apakah kita beli banyak dari dia (AS) atau gimana. Misalnya pesawat atau apa," kata Sofyan.
Sofyan mengungkapkan, komoditas ekspor Indonesia ke AS lebih banyak untuk industri di sana termasuk tekstil, perikanan, CPO, kertas, hingga sepatu.
Sebelumnya, Trump menyebut Indonesia dan beberapa negara ASEAN lainnya sebagai negara yang curang dalam perdagangan. Trump menilai Indonesia dan 13 negara lainnya kerap bertindak curang dalam perdagangan bilateral. Trump menuding bahwa negara negara yang dia anggap curang dalam perdagangan tersebut menyebabkan Amerika mengalami defisit sebesar 50 miliar dolar AS. Trump mengatakan akibat defisit ini ia meminta menyelidiki 13 negara termasuk Indonesia selama 90 hari ke depan. Negara tersebut antara lain Cina, Jepang, Jerman, Meksiko, Irlandia, Italia, Korea Selatan, India, Perancis, Swiss, Taiwan dan Kanada, Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Indonesia.
Baca juga: Donald Trump Tuding Indonesia Curang