REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Blackberry membukukan laba cukup signifikan setelah fokus pada bisnis perangkat lunak. Tak hanya itu, saham BlackBerry naik 11,5 persen pada penutupan bursa saham Jumat lalu.
Blackberry mulai fokus berbisnis membangun software sejak kehadiran smartphone touchscreen mulai marak. Pada tahun lalu perusahaan ini menandatangani kontrak dengan Indonesia untuk produk BB Merah Putih. Selain itu, BlackBerry juga menandatangani kesepakatan bisnis dengan Optiemus Infracom Ltd yang berbasia di India dan TCL yang berbasis di Cina. Total pendapatan Blackberry mencapai 297 juta dolar AS, dan mengalahkan estimasi para analis yang memperkirakan sekitar 289,3 juta dolar AS.
"Mereka (Blackberry) memiliki revenue yang bagus, tetapi jika ditinjau lebih dalam maka pendapatan mereka banyak dimotori oleh pendapatan jasa profesional," ujar Manajer Portofolio Manulife Asset Management Cavan Lie dilansir Reuters, Ahad (2/4).
Blackberry menerima lebih dari 3.500 pesanan pada kuartal kedua 2016. Angka tersebut naik 16,7 persen di kuartal ketiga 2016. CEO BlackBerry John Chen berharap, penjualan bisa meningkat dan bisa membuat kesepakatan bisnis lebih luas lagi termasuk dengan industri otomotif di seluruh dunia.
"Pada 2018 kami berharap bisa tumbuh diatas rata-rata pertumbuhan pasar software global," kata Chen.