Sabtu 01 Apr 2017 13:13 WIB

Bank BJB Berhasil Sisihkan Dividen Rp 862,9 Miliar

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (ketiga kanan), Dirut Bank BJB Ahmad Irfan (keempat kiri), bersama para pejabat lainnya berbincang usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank BJB, di Hotel Aryaduta, Kota Bandung, Rabu (29/3).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (ketiga kanan), Dirut Bank BJB Ahmad Irfan (keempat kiri), bersama para pejabat lainnya berbincang usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank BJB, di Hotel Aryaduta, Kota Bandung, Rabu (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bank BJB berhasil menyisihkan dividen hingga Rp 862,9 miliar atau setara dengan 55 persen dari laba bersih tahun 2016 senilai Rp 1,56 triliun. Penetapan nilai dividen itu menjadi salah satu agenda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2016 di Hotel Aryaduta, Jalan Sumatera, Kota Bandung, Rabu (29/3).

Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan mengatakan, sepanjang 2016 pertumbuhan laba bersih Bank BJB mencapai 14,4 persen dari realisasi tahun sebelumnya. Raihan laba itu, papar dia, setara dengan nilai nominal Rp 1,56 triliun.

‘’Dari laba tersebut, 55 persennya disalurkan untuk dividen,’’ ujar Irfan pada RUPST di Bandung, belum lama ini. Kata dia, Bank BJB pun pada akhir 2016 menerbitkan Medium Term Notes atau surat utang jangka menengah senilai Rp 1,1 triliun untuk mendukung rencana ekspansi bisnis dalam penyaluran kredit.

Hingga akhir 2016, pihaknya telah menyalurkan kredit senilai Rp 63,14 triliun atau naik 14,2 persen dari realisasi hingga 2015 yang hanya Rp 56,3 triliun. Menurut dia, pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit konsumer, yaitu 15,7 persen atau menjadi Rp 44,2 triliun. Sementara kredit komersial, sebut dia, Rp 10,8 triliun, kredit mikro Rp 3,5 triliun, dan kredit mortgage mencapai Rp 4,55 triliun.

Meningkatnya penyaluran kredit, papar Irfan, diimbangi dengan keberhasilan Bank BJB dalam menekan Non Performing Loans (NPL) atau kredit bermasalah. Sebelumnya, menurut dia, NPL 2015 sebesar 2,91 persen, dan kini (2016) berada pada level 1,69 persen.

Begitu pun dengan Net Interest Margin (NIM) yang pada akhir 2016 menyentuh angka 7,4 persen. Selain itu, tambah dia, pihaknya mencatat Capital Adequated Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal sebesar 18,4 persen. Hal itu, lanjut Irfan, membuat jajarannya lebih leluasa untuk berekspansi bisnis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement