REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA –- PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) melakukan penawaran obligasi global Senior Note sebesar 150 juta dengan kupon 6,875 persen dengan jangka waktu tujuh tahun. Penawaran obligasi global melalui anak perusahaannya di Singapura, Golden Legacy Pte. Ltd itu ternyata mengalami kelebihan (Overscribed) hampir enam kali penawaran dengan jumlah permintaan 850 juta dolar AS.
Penerbitan Senior Note tersebut merupakan bagian dari keseluruhan obligasi SRIL yang bakal jatuh tempo pada 20 Maret 2024. “Kami tidak melakukan upscale kendati kelebihan penawaran hingga hampir 6 kali jadi US$850 juta karena alasan kebutuhan dana saat ini hanya dalam jumlah tersebut, “ jelas Corsec SRIL Welly Salam dalam siaran tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (23/3).
Welly menambahkan, SRIL akan menggunakan dana dari penerbitan obligasi anak usahanya tersebut untuk melakukan refinancing seperti pembayaran sisa obligasi global sebesar 89,3 juta dolar AS, pembayaran surat utang jangka menengah sebesar 30 juta dolar AS yang akan jatuh tempo pada Oktober 2017, pembayaran utang modal kerja serta untuk keperluan usaha umum lainnya.
Welly mengemukakan, SRIL dalam kaitan ini berperan sebagai pejamin utama (Parent Guarantor) dari anak usahanya, Golden Legacy PTE LTD, yang 100 persen sahamnya dimiliki SRIL. Golden Legacy memiliki anak usaha bernama Golden Mountain Textile and Trading PTE LTD. Kedua anak usaha SRIL tersebut berbasis di Singapura.
Obligasi tersebut ditawarkan secara terbatas, sehingga tidak terikat pada kebijakan Securities Act 1993 AS. “Surat utang tersebut dijamin sepenuhnya oleh Sritex dan salah satu anak perusahaannya yiatu PT Sinar Pantja Djaja,” ujar Welly.
Golden Legacy Pte. Ltd, selalu penerbit obligasi, kata Welly, akan menggunakan dana dari penerbitan surat utang ini untuk menebus (refinancing) obligasi yang jatuh tempo pada pada 2019 dengan membayar imbalan sebesar 104,5 persen dari nilai awal ditambah dengan bunga yang belum dibayarkan jika ada.
“Sritex menggunakan dana dari pinjaman antar perusahaan tersebut untuk melakukan refinancing beberapa kewajiban finansial, melakukan pembayaran surat utang jangka menengah sebesar US$30 juta yang akan jatuh tempo pada Oktober 2017, pembayaran utang modal kerja serta untuk keperluan umum lainnya guna mendukung kegiatan usaha penjamin induk,” papar Welly.