REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asosiasi Pengembang Jalan Asia dan Australasia (REAAA) ke-15 di Nusa Dua, Bali. Ketua Himpunan Pengembang Jalan Indonesia (HPJI), Hediyanto W Husaini mengatakan pemerintah membutuhkan swasta sebagai mitra untuk pengembangan berbagai infrastruktur, khususnya jalan.
"Konferensi REAAA ke-15 ini mengundang banyak investor potensial. Mereka bisa melihat prospek pembangunan jalan di Indonesia," katanya dijumpai Republika di Nusa Dua, Rabu (22/3). Hediyanto mengatakan investor dari Jepang dan Australia akan hadir di bisnis forum dalam rangkaian konferensi tahunan ini.
Banyak dari mereka tertarik rencana pengembangan jalan di Sumatra dan Lombok. "Raja Salman (bin Abdulaziz Alsaud) kan tertarik mengembangkan pariwisata di Mandalika, Lombok. Mereka juga ada permintaan memperlebar jalan. Nah, kami harapkan dukungan swasta untuk ini," kata Hediyanto.
REAAA saat ini beranggotakan 1.400 orang anggota profesional yang berkecimpung dalam pembangunan jalan dan industri terkait di lebih 24 negara. Konferensi REAAA ke-15 tahun ini dihadiri lebih dari 700 orang peserta, terdiri dari 245 peserta internasional dari negara anggota REAAA, serta 460 orang peserta dari Indonesia.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono mengatakan program pembangunan dan pengembangan jalan dilakukan untuk mendukung infastruktur lainnya, seperti bandar udara, pelabuhan laut, kawasan industri, kawasan berikat, juga kawasan pariwisata. Pemerintah sudah menerbitkan serangkaian peraturan untuk menumbuhkan iklim investasi, misalnya aturan dukungan pemerintah, jaminan pemerintah, fasilitas pajak, termasuk hal yang sering menghambat selama ini, yaitu pengadaan tanah.
"Pemerintah sudah mengeluarkan Undang-Undang No. 2/ 2012 tentang Pengadaan Tanah untuk mempercepat proses pengadaan tanah," katanya.
Presiden Federasi Jalan International (IRF), Patrick Sankey menambahkan infrastruktur jalan tak ubahnya seperti 'jaringan sosial' di Asia. Jalan adalah bangunan fundamental untuk manusia, ekonomi, dan pembangunan yang dampaknya melintasi perbatasan negara. "Dampak investasi di bidang infrastruktur jalan sangat transformatif, seperti menggerakkan ekonomi dan kemakmuran masyarakat," katanya.