REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan BUMN PT Adhi Karya Persero (Persero) Tbk, menggandeng Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta, dalam pembangunan dan pengembangan lahan untuk kawasan dengan transportasi terintegrasi.
Amrozi Hamidi GM Departemen Transit Oriented Development dan Hotel PT Adhi Karya (Persero) Tbk menjelaskan, pihaknya akan membangun konsep LRT City, sebuah kawasan berbasis transportasi. Kerja sama ini meliputi dua hal, yaitu pengembangan lahan milik Perum PPD di Ciracas dan pengadaan shuttle bus yang akan menghubungkan setiap kawasan yang dikembangkan Adhi Karya dengan fasilitas umum lainnya.
''Kami diberi kesempatan membangun kawasan berbasis transportasi. Mudah-mudahan ini awal yang baik buat semuanya,'' kata Amrozi, dalam acara penandatanganan perjanjian kerja sama pembangunan dan pengembangan lahan antara PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta, di Hotel GranDhika, Jakarta, Rabu (22/3).
Dia menjelaskan, jumlah kendaraanyang masuk ke Jakarta melalui Tol Jagorawi sebanyak 32 persen. Sementara dari tol Cikampek sebanyak 33 persen. Sehingga, dengan adanya LRT City ini, masyarakat diharapkan tidak perlu menggunakan kendaraan pribadi, karena nantinya akan disediakan oleh shuttle bus, yang sebagian besar terhubung antara satu gedung dengan gedung lain di Jakarta.
Direktur Utama PT Adhi Karya, Budi Harto mengatakan, kerja sama tersebut karena kebetulan PPD punya lahan yang bersebelahan dengan lahan Adhi Karya seluas 15 hektare, untuk dijadikan pusat pemukiman dan pengembangan bisnis lainnya. ''Kita sepakat Adhi Karya dan PPD, semua kawasan milik Adhi Karya akan dilengkapi sarana transportasi dengan PPD, demi penyempurnaan sarana transportasi di negeri ini. Semoga perjanjian ini berjalan dengan lancar,'' kata Budi.
Menurut dia, lima tahun ke depan, masyarakat sudah bisa menikmati transportasi massal berbasis LRT. Oleh karenanya, Adhi Karya yang juga memiliki holding perumahan, seluruh kawasannya, akan dilengkapi sarana transportasi dari PPD.
Budi menjelaskan, dari 16 stasiun LRT yang tengah digarap dengan panjang 44 KM, sudah 10 lahan yang dikuasai oleh Adhi Karya. Dari total Rp 3,2 triliun anggaran yang dibutuhkan, sumber pendanaan berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,4 triliun untuk pengembangan LRT, dan Rp 1,3 tiliun melalui right issue, sisanya akan didapat dari obligasi dan sumber lainnya.