Rabu 22 Mar 2017 00:03 WIB

Pemerintah Optimistis Angka Kemiskinan Turun 1,25 Persen

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Kemiskinan, ilustrasi
Foto: Republika
Kemiskinan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis tingkat kemiskinan akan menurun secara signifikan pada 2018 sesuai yang disampaikan oleh Bank Dunia. Sesuai data bank dunia dan lembaga survey lainnya, penurunan kemiskinan akan lebih efektif memberikan dampak apabila jumlah penerima bantuan ditambah.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, hal ini bisa tercapai apabila jumlah penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) ditambah hingga tiga juta, menjadi sembilan juta penerima bantuan, serta dengan penambahan penerima Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) hingga 10 juta keluarga penerima. Saat ini, penerima bantuan PKH tercatat sebanyak enam juta, sedangkan penerima bantuan BPNT sebanyak 1,2 juta.

"Misal kalau sampai 9 juta diberikan dan dikombinasikan dengan BPNT, itu turunnya 1,25 persen.... Kalau dinaikkan jadi 9 juta itu penerima PKH dan BPNT, yang tahun depan dalam RKP BPNT 10 juta. Maka itu bisa 1,25 persen," jelas Khofifah di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (21/3).

Sementara itu, dari enam juta penerima PKH ditambah dengan 1,2 juta penerima BPNT sendiri, Mensos mengklaim angka kemiskinan dapat diturunkan hingga 0,84 persen. Khofifah mengatakan, untuk menambah tiga juta penerima bantuan PKH menjadi sembilan juta penerima bantuan, maka membutuhkan anggaran setidaknya Rp 5,5 triliun. Anggaran itupun akan diajukan ke APBN-Perubahan. Sementara itu, Kemensos juga akan mengajukan anggaran Rp 300 miliar ke APBN-P untuk mendukung program e-Waroeng.

"Kita usul di APBN-P, kita ajukan untuk 10 ribu e-Waroeng. Jadi 10 ribu kali Rp 30 juta berarti Rp 300 miliar untuk e-Waroeng, kalau anggaran rastra kan ada. Pencetakan kartu juga sudah oleh Himbara," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement