Kamis 16 Mar 2017 16:08 WIB

Suku Bunga AS Naik, Menko Darmin Jelaskan Imbasnya ke Ekonomi RI

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Menko Perekonomian Darmin Nasution.
Foto: Antara
Menko Perekonomian Darmin Nasution.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), diyakini tidak akan memberikan pengaruh signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, imbas yang dirasakan akibat keputusan The Fed untuk naikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin diyakini bersifat temporer.

Ia menilai, Indonesia memiliki kondisi perekonomian yang relatif stabil sehingga lebih siap dalam hadapi risiko eksternal seperti kenaikan Red Fund Rate kali ini. "Kalau 0,25 (dari 0,75 ke 2,0 persen) tidak akan besar. Walau naik dua kali nantinya, kalau ekonomi kita oke-oke saja pengaruhnya tak terlalu lama," ujar Darmin di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (16/3).

Setelah keputusan The Fed untuk naikkan suku bunga, nilai tukar rupiah justru terdeksi menguat. Kenaikan bunga yang sudah diantisipasi tersebut tidak memberi kejutan ke pasar.

Langkah The Fed ini sudah ketiga kalinya menaikkan suku bunga sejak krisis keuangan global pada 2008. Namun, kondisi pasar global justru terlihat stabil. Nilai tukar rupiah pun dibuka menguat 48 poin atau 0,36 persen ke level Rp 13.316 per dolar AS di awal perdagangan hari ini. Bahkan pada pukul 10.00 WIB, kurs rupiah terpantau semakin menguat di Rp 13.336 per dolar AS.

Baca juga: Kurs Rupiah Menguat Terdongkrak Sentimen Kenaikan Bunga The Fed

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement