Selasa 14 Mar 2017 20:30 WIB

Ini Alasan Pengembang REI Incar Kawasan Depok

Pekerja dibantu alat berat menyelesaikan pembangunan proyek Tol Cijago, di Jalan Juanda, Depok, Jawa Barat, Senin(9/3).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja dibantu alat berat menyelesaikan pembangunan proyek Tol Cijago, di Jalan Juanda, Depok, Jawa Barat, Senin(9/3).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perkembangan pesat infrastruktur di Kota Depok, Jawa Barat, menarik perhatian para pengembang yang bergabung dalam Real Estate Indonesia (REI). Akses yang semakin mudah bakal memberikan nilai tambah bagi konsumen.

Ketua DPD REI Jawa Barat, Irfan Firmansyah, mengatakan akses yang mudah untuk menjangkau Ibu Kota Jakarta melalui jalur kereta api, bus Trans Jakarta, serta hadirnya tol Cinere-Jagorawi dan Depok-Antasari menjadi nilai tambah kawasan ini. Tak heran bila pembangunan properti baik hunian maupun komersial di kawasan ini sangat pesat. "Karena daya serap pasarnya juga tinggi," ujar dia, Selasa (14/3).

Salah satu proyek properti yang sedang dikembangkan di kawasan ini adalah pembangunan Mall Pesona Square yang berlokasi di Jalan Juanda, Kota Depok. Mal ini berdekatan dengan akses Jalan Tol Cinere-Jagorawi.

Lokasinya yang strategis membuat ruang komersial proyek ini memiliki tingkat serapan cukup tinggi. Bahkan ruang ritelnya terserap hampir 100 persen dalam waktu yang tidak terlalu lama setelah peluncurannya.

Kehadiran jalan tol Cinere-Jagorawi (Cijago) dan Depok-Antasari (Desari) mendorong pertumbuhan properti di Depok. Kedua jalan tol itu diperkirakan mendongrak nilai tanah di kawasan Depok sekitar 20 persen setiap tahun. Direktur Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, mengakui kehadiran jalan tol di Depok membuat harga lahan di kawasan ini mengalami kenaikan cukup tinggi.

Terutama harga lahan di wilayah Margonda, Jalan Juanda dan sekitarnya. Buntutnya, ujar Ali, di koridor itu pembangunan harus vertikal untuk menyiasati harga lahan yang kian mahal. Adapun pembangunan rumah tapak kini bergeser ke arah lebih jauh ke selatan, yakni Sawangan dan Bojonggede.

Menurut Ali, pada 2003 proyek apartemen di koridor Margonda hanya menyasar pasar sewa mahasiswa. Dalam beberapa tahun terakhir ini pasar properti di kawasan ini sudah mulai menyasar keluarga muda.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan, Jalan Tol Cijago Seksi II (Jalan Raya Bogor-Kukusan) ditargetkan selesai akhir 2017. Jalan tol ini terdiri atas dua bagian yakni Margonda-Cisalak dan Margonda-Kukusan dengan progres konstruksi masing-masing mencapai 68 dan 50 persen.

Dia mengungkapkan, Tol Cijago terdiri atas tiga seksi. Seksi I (Cimanggis-Jalan Raya Bogor) sudah beroperasi pada 2012. Sedangkan Seksi III (Kukusan-Cinere) masih dalam proses pembebasan lahan yang mencapai 3 persen. Akses keluar masuk tol akan berlokasi di Jalan Raya Bogor, Margonda, dan Cinere.

Di samping itu, Herry juga mengatakan pembangunan jalan tol Depok-Antasari seksi I yaitu Antasari-Brigif ditargetkan selesai akhir 2017. Saat ini penyelesaian konstruksi sudah mencapai 49,5 persen dengan pembebasan lahan 97 persen. "Jalan tol Depok-Antarasari terdiri dari dua seksi meliputi Brigif-Sawangan masih dalam proses pembebasan lahan  28 persen," ucap Herry.

Dalam desainnya, kedua ruas tol Cinere-Jagorawi dan Depok-Antarasari nantinya akan memiliki titik pertemuan di Krukut bagian dari seksi Brigif-Sawangan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement