REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Unit Usaha Syariah PT CIMB Niaga Tbk atau CIMB Niaga Syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan sekitar 40 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau Rp 4,5 triliun. Target ini sama dengan pertumbuhan pembiayaan tahun lalu yang sebesar 40,2 persen.
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara menjelaskan, segmen yang didorong untuk mencapai target tersebut yakni segmen business banking. "Dari pertumbuhan tersebut, komposisi business banking di atas 50 persen atau Rp 2,5 triliun, sedangkan sisanya yakni UMKM dan commercial banking,"ujar Pandji di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin (13/3).
Adapun untuk segmen bussiness banking, pihaknya akan menerapkan prinsip kehati-hatian untuk menjaga rasio pembiayaan bermasalah (Nonperforming Financing/NPF). Untuk itu, saat ini CIMB Niaga Syariah masih memprioritaskan untuk menyalurkan kredit kepada existing nasabah konvensional.
Rasio NPF perusahaan tercatat menjadi 1,15 persen per 31 Desember 2016 dari 1,86 persen pada posisi yang sama tahun sebelumnya. Pencapaian ini sejalan dengan prinsip kehati-hatian yang diterapkan perseroan sambil terus meningkatkan portofolio pembiayaan.
Sementara itu, dari sisi commercial banking, CIMB Niaga Syariah akan fokus mendorong kredit pemilikan rumah (KPR) dan Kredit kendaraan bermotor (KKB) dan kartu kredit syariah. Khusus untuk KPR, realisasi tahun lalu yakni sebesar Rp 2,7 triliun dari target Rp 3,5 triliun. Namun pada tahun ini target tersebut diyakini dapat terlampaui karena dalam dua bulan pertama, pihaknya berhasil melampaui target bulanan. "Jadi kami optimistis target tahun ini terlampaui," ujar Pandji.