Selasa 14 Mar 2017 13:53 WIB

Sritex Makin Kembangkan Pasar Ekspor

Suasana pabrik Sritex di Sukoharjo, Solo, Jateng.
Foto: Antara
Suasana pabrik Sritex di Sukoharjo, Solo, Jateng.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex kembali mencatat pertumbuhan bisnis yang solid. Perusahaan dengan kode emiten dimana SRIL ini membukukan penjualan 680 juta dolar AS selama 2016 atau naik 7,7 persen dari penjualan 2015. Direktur Utama Sritex Iwan Setiawan Lukminto mengatakan Sritexakan terus meningkatkan kontribusi penjualan ekspor menjadi 56 persen pada 2017 dari posisi 52 persen pada 2016.

Pada tahun 2016, Kontribusi ekspor SRIL juga meningkat menjadi 52 persen dibandingkan tahun sebelumnya yakni 50 persen. Dengan bertambahnya kapastitas produksi maka di tahun 2017, SRIL menargetkan penjualan ekspor bisa berkontribusi sampai 56 persen dari total penjualan. Selain itu, perusahaan juga mengembangkan pasar ekspor baru dengan menambah portfolio pelanggan global.

Penambahan portfolio pelanggan global tersebut didukung oleh program diversifikasi perusahaan yang mengembangkan inovasi produk-produk baru seperti:  tas, ransel, sleeping bag, sarung tangan, tenda, IPP set (Integrated Personal Protection set) yang digunakan oleh tentara khusus, pakaian CBRN (chemical, biological, radiation and nuclear) dan juga pakaian anti-stain yang digunakan oleh juru masak serta produk-produk lainnya.  “Sedangkan untuk pakaian militer, Perseroan telah memproduksi pakaian militer dengan spesifikasi tinggi seperti anti-infra merah, anti nyamuk, anti bakteri, tahan api dan tahan basah,” kata dia.

Dari sisi kinerja, tahun 2016 lalu Sritex membukukan penjualan hingga 680 dolar AS. Peningkatan tersebut terutama disumbangkan dari segmen benang, kain jadi, dan pakaian jadi yang meningkat masing-masing sebesar 6,3 persen, 3,4 persen dan 28,5 persen dibandingkan penjualan di tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut antara lain disebabkan penambahan kapasitas produksi Perseroan yang selesai dan beroperasi lebih cepat daripada yang dijadwalkan sebelumnya khususnya untuk divisi benang, kain mentah dan pakaian jadi.  

“Kami berhasil mencatatkan penjualan sebesar 680 juta dolar AS pada tahun 2016, meningkat sebesar 46,6 juta dolar AS atau 7,7 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Rp 630,3 juta),” kata Iwan melalui keterangan tertulis.

Dia mengungkapkan, SRIL menerapkan strategi  yang fokus pada penjualan atas produk-produk bernilai tambah tinggi, seperti kain jadi dan pakaian jadi. Dengan meningkatnya penjualan pada kedua segmen tersebut, lanjutnya,  maka kontribusi penjualan dari kedua segmen ini juga melonjak masing-masing sebesar 26 persen dan 26. Pada tahun sebelumnya, kontribusi dari ke dua segmen tersebut adalah sebesar 48 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement