REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Pangsa pasar keuangan syariah di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) masih sangat minim. Capaiannya masih di bawah dua persen hingga posisi awal Maret 2017.
"Sebenarnya potensi keuangan syariah di Sulut cukup besar, namun hingga saat ini pangsa pasarnya masih di bawah dua persen," kata Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut Soekowardojo di Manado, Jumat (10/3).
Soekowardojo mengatakan memang jika dilihat dari dunia perbankan pangsanya masih sangat kecil. Dia mengatakan sebenarnya potensi mengembangkan keuangan syariah selain di Kota Manado juga di Kabupaten Bolaang Mongondow.
"Kota Manado dan Kabupaten Bolaang Mongondow memang memiliki mayoritas masyarakat Muslim," jelasnya.
Namun, katanya bercermin pada beberapa bank yang telah melaksanakan keuangan syariah, antara nasabah Muslim dan non Muslim masih seimbang memanfaatkan jasa perbankan tersebut. Sehingga, katanya ke depan pihaknya akan terus mendorong perbankan dan jasa keuangan lainnya, untuk melirik sistem syariah.
"Karena warga Sulut bukan hanya melihat produk namun keuntungan dan manfaatnya," jelasnya.
Ia menjelaskan di Sulut terdapat 30 bank umum, 19 bank perkreditan rakyat (BPR) dan tujuh bank syariah.