Rabu 08 Mar 2017 19:55 WIB

MTF Targetkan Pembiayaan Tumbuh Rp 20 triliun

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Mandiri Tunas Finance
Foto: mtf.co.id
Mandiri Tunas Finance

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mandiri Tunas Finance (MTF) menargetkan pertumbuhan pembiayaan baru tahun 2017 sebesar Rp 20 triliun, tumbuh 7,50 persen dari realisasi pembiayaan baru 2016 yang mencapai Rp 18,63 triliun.

Direktur Utama MTF, Ignatius Susatyo Wijoyo menjelaskan, pada tahun 2016 kondisi ekonomi memang cukup menantang untuk industri multifinance.

"Pembiayaan mobil baru kami tetap tumbuh, walau melambat. Tetapi lending kita tetap tumbuh 8,68 persen di 2016. Tahun ini kita harapkan pertumbuhan lending Rp 20 triliunan," kata Susatyo dalam paparan kinerja Perseroan tahun 2016, di Jakarta, Rabu (8/3).

Dari total target pembiayaan baru 2017 yang sebesar Rp 20 triliun itu, didomiasi oleh pembiyaan retail dan corporate fleet sebesar Rp 18,15 triliun, disusul KKB (program referral dari nasabah Bank Mandiri) sebesar Rp 2,35 triliun dan kredit multiguna sebesar Rp 0,5 triliun.

Sementara realisasi pembiayaan 2016 yang sebesar Rp18,63 triliun, terdiri dari pembiayaan retail Rp 14,73 triliun, pembiayaan corporate fleet Rp 2,21 triliun, disusul KKB sebesar Rp 1,64 triliun dan kredit multiguna sebesar Rp 34,89 miliar.

Susatyo menambahkan, penjualan mobil baru di 2016 tetap tumbuh 4,8 persen, kendati mengalami pelemahan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2016 penjualan mobil komersial stagnan, sehingga perusahaan melakukan peralihan ke mobil penumpang yang portofolionya mencapai 75 persen dari total mobil baru.

Untuk laba, lanjut Susatyo, tahun ini MTF menargetkan tumbuh jadi Rp 356 miliar. Lebih tinggi dari perolehan laba periode 2016 yang sebesar Rp 335 miliar.

Deputi Direktur MTF Perana Citra Ketaren menambahkan, MTF tetap menjaga posisi rasio pembiayaan bermasalah (NPF) di bawah 2 persen. Secara gross NPF tercatat naik jadi 1,49 persen di akhir 2016, lebih tinggi dari NPF gross 2015 yang sebesar Rp 1,2 persen.

NPF gross meningkat menjadi 1,49 persen, kontribusi terbesar dari pembiayaan mobil komersial sebesar 2 persen dan mobil penumpang 1 persen. Untuk NPF komersial seperti truk 3 persen dan pick up 1,8 persen.

"Kami berharap tahun 2017 NPF bisa kembali ke level 1,2 persen atau di bawahnya," ungkap Citra.

Kendati begitu, dari sisi NPF netto, terjadi penurunan secara dari posisi 0,81 persen di 2015 menjadi 0,7 persen di 2016.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement