Rabu 08 Mar 2017 14:44 WIB

Bordir Tasik Didorong Berkembang Hingga Luar Tanah Abang

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Indira Rezkisari
Proses membordir dengan menggunakan mesin bordir di sentra bordir Kawalu, Kabupaten Tasikmalaya. (Republika/Fuji E Permana)
Foto: Republika/Fuji E Permana
Proses membordir dengan menggunakan mesin bordir di sentra bordir Kawalu, Kabupaten Tasikmalaya. (Republika/Fuji E Permana)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Bordir asal Tasikmalaya sudah dikenal merajai di Pasar Tanah Abang, Jakarta. Ternyata, kerajinan khas ini akan terus didorong hingga menjadi produk industri kreatif yang laris di seantero negeri.

Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) mendukung proyek pasar yang akan fokus menjual produk industri kreatif. Lewat hal tersebut, pengusaha industri kreatif di Tasik bisa meningkatkan pemasaran tak hanya di Tanah Abang.

Kadiskoperindag Tantan Rustandi mengatakan kebijakan mengembangkan pelaku industri kreatif terus dijalankan lewat berbagai program seperti bantuan pembiayaan dan konsultasi pengemasan produk. Lewat program itulah, menurutnya para pengusaha bordir pun bisa menguasai 70 persen pangsa pasar Tanah Abang.

"Kalau dari bordir kuasai sekitar 70 persen perputaran produknya dari sana muter ke Asean, masih ada peluang pasar lain agar mereka datang ke kota Tasik. Di luar Tanah Abang berputar 30 persen tapi bisa dtingkatkan, makin banyak orang ke Tasik, makin meningkat kapasitas produksinya," katanya pada Republika.co.id, Rabu (8/3).

Dalam hal pembanguann pasar industri kreatif, ia menilai upaya itu sudah dikaji dalam beberapa tahun terakhir. Tujuannya agar pengusaha bisa mengembangkan daya saing sekaligus menjadi lokasi pemasaran. Jika rencana itu terealisasi, ia berharap pengusaha yang berjualan di Tanah Abang tidak beralih. Sebab, pasar yang berada di Tasik akan ditujukan bagi pengusaha yang belum memperoleh lokasi pemasaran.

"Tanah Abang tak bisa ditinggalkan karena dikuasai Tasik 30 tahun lebih, sekarang ambil keseimbangan Tanah Abang jangan ditinggalkan karena kuasainya sulit, tapi bagaimana market-market yang belum masuk Tanah Abang bisa langsung memasarkan di kota Tasik," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement