Rabu 08 Mar 2017 12:49 WIB

Bappenas: Tanah Jakarta Turun karena Banyak Warga Sedot Air Tanah

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Menteri PPN/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Menteri PPN/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan salah satu penyebab menurunnya permukaan tanah di Jakarta karena banyak warga yang menyedot air tanah, sehingga membuat tanah di Jakarta mudah ambles. Ia menilai, menurunnya permukaan tanah membuat resiko banjir rob karena naiknya permukaan laut menjadi masalah di Jakarta.

Bambang mengatakan, selain membuat tanggul laut, pemerintah akan melakukan pembangunan tanggul pantai pada tahun ini. Proyek senilai Rp 9 triliun ini dinilai bisa mencegah banjir rob dan menjaga permukaan tanah tetap stabi.

"Sekarang ini distribusi air minum di Jakarta sangat tidak merata. Ada beberapa wilayah yang tidak mendapatkan distribusi air minum sama sekali. Nah ini mau kita tangani, agar permukaan tanah tak semakin turun, perlu ada tanggul pantai supaya lapisan tanah tak terus tergerus," ujar Bambang di Kantor Menko Maritim, Rabu (8/3).

Bambang menjelaskan selama perbaikan tanggul pantai dan menjaga konsistensi permukaan tanah, pemerintah bisa memberikan kebijakan suplai air bersih. Langkah ini juga untuk mengebut perbaikan daerah yang sudah kritis karena penurunan permukaan tanah.

"Sekarang kan distribusi air minum nggak merata, masih banyak wilayah Jakarta yang nggak punya distribusi air minum sama sekali, kalau kita perbaiki, kita tambah suplai air bersih di Jakarta, kira-kira itu bisa menolong nggak supaya tanggul laut nggak diperlukan. Makanya kita ambil kesimpulan, tahap pertama, tanggul pantai 20 km untuk daerah kritis harus dibuat," ujar Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement