Selasa 07 Mar 2017 12:56 WIB

PGN Masih Tunggu Keputusan Penurunan Harga Gas

Pekerja dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN) membangun saluran pipa gas rumah tangga di kawasan Kelurahan Tanjung Sari Medan, Sumatera Utara, Kamis (10/3).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Pekerja dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN) membangun saluran pipa gas rumah tangga di kawasan Kelurahan Tanjung Sari Medan, Sumatera Utara, Kamis (10/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Manajemen PT Perusahaan Gas Negara masih menunggu keputusan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral soal harga final gas untuk industri di Sumatera Utara. Sales Area Head Perusahaan Gas Negara (PGN) Medan Saeful Hadi di Medan, Selasa (7/3), mengatakan, manajemen PGN saat ini sedang dalam proses persiapan implementasi penurunan harga gas untuk industri di Sumut.

"PGN melakukan semuanya dengan mengikuti aturan. Untuk pelaksanaan harga gas ke industri PGN masih menunggu keputusan Kementerian ESDM (Energi Sumber Daya Mineral)," katanya.

PGN Latih BUMDes di Banten Kembangkan Usaha

Saeful mengatakan, harga gas untuk industri di Sumut direncanakan diturunkan menjadi 9,95 dolar AS per MMBTU dari harga sebelumnya 12,22 dolar AS per MMBTU. Penurunan harga itu berlaku surut mulai 1 Februari 2017.

Menurut informasi, kata dia, Kementerian ESDM sedang melakukan pembahasan soal harga gas dengan pemasok. "Memang tidak mudah, karena banyak yang harus dibahas menyangkut soal harga gas itu," kata Saeful.

Sebelumnya Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja di Jakarta, mengatakan, harga gas untuk di Sumut bisa diturunkan dengan mengubah penggunaan gas alam cair (LNG) menjadi gas pipa. Industri di Medan, kata dia, gasnya akan memakai gas pipa dan LNG untuk pembangkit listrik.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ketika di Medan pada 23 Februari menegaskan, harga gas untuk industri terus dievaluasi dan kebijakan penurunan harga untuk wilayah Sumut juga sebagai salah satu dukungan agar perusahaan industri semakin bisa bersaing. "Setelah penurunan yang ketentuannya dikeluarkan belum lama ini, akan ada evaluasi sekitar enam bulan sekali dengan mempertimbangkan banyak faktor dengan harapan industri terus berkembang dan investasi semakin banyak di Indonesia," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement