Senin 06 Mar 2017 14:30 WIB

Kelangkaan Garam di Sleman Belum Terasa

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Winda Destiana Putri
Garam
Foto: pixabay
Garam

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kelangkaan garam belum dirasakan oleh masyarakat Sleman. Meski harga bumbu dapur utama tersebut naik, masyarakat sama sekali tidak kesulitan memperolehnya. Baik di pasar maupun di toko kebutuhan sekitar rumah.

Pedagang makanan di Tridadi, Sleman, Bardiyah (50) mengatakan, harga garam dapur bubuk per bungkus saat ini Rp 3.000. Padahal sebelumnya hanya Rp 2.500 per bungkus. "Saya beli di pasar harganya segitu. Tapi tidak sulit kok dapatnya. Masih banyak di warung," katanya, Senin (6/3).

Menurut Bardiyah kenaikan harga tersebut tidak berpengaruh banyak pada pengeluaran rumah tangga dan keuntungan bisnisnya. Sebab selisih kenaikan harganya hanya Rp 500. Ditambah penggunaan garam tidak begitu banyak.

"Sebungkus garam baru habis sekitar 10 hari. Itu dipakai untuk warung makan," katanya. Menurut Bardiyah, harga cabai justeru lebih memberatkan pengeluaran warung makannya. Pasalnya penggunaan cabai sangat banyak. Hampir semua jenis makanan menggunakan cabai.

Hal yang sama juga disampaikan oleh ibu rumah tangga di Kalasan, Atik (31). Ia mengatakan, meski masuk ke dalam bumbu dapur utama, pemakaian garam tidak begitu banyak dibandingkan dengan bumbu dan komoditas kebutuhan primer lainnya. 

"Kalau di rumah, satu bungkus garam ya bisa dipakai untuk sebulan. Kan sekali masak pakai garamnya dikit, paling setengah sendok teh," ujar Atik. Apalagi menurutnya, masyarakat Yogyakarta lebih senang masakan berasa manis dari pada asin. 

Sementara itu, terkait kebijakan impor garam yang baru saja dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan, Sekretaris Daerah (Sekda) Sleman, Sumadi menuturkan, kebijakan tersebut disarahkan langsung pada pemerintah pusat. Pasalnya hal tersebut merupakan kewenangan kementerian terkait.

"Impor itu kewenangan pusat. Tapi ya saya berharap kebijakan itu tidak berlangsung lama, hanya untuk kondisi darurat saja," katanya. Sebab menurut Sumadi, sebagai negara dengan garis pantai terpanjang di dunia, seharusnya Indonesia tidak mengimpor garam.

Baca juga: Indonesia Terancam Krisis Garam?

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement