Senin 06 Mar 2017 04:06 WIB

DPR Dukung Pengembangan Panas Bumi

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir (tengah) didampingi Wakil Ketua DPR, Agus Hermanto (kanan) meninjau Pembangkit Listik Tenaga Panas Bumi (PLTP) skala kecil 3 mega watt (MW) saat kunjungan kerja ke PLTP 3 MW Kamojang, Kabupaten
Foto: Mahmud Muhyidin
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir (tengah) didampingi Wakil Ketua DPR, Agus Hermanto (kanan) meninjau Pembangkit Listik Tenaga Panas Bumi (PLTP) skala kecil 3 mega watt (MW) saat kunjungan kerja ke PLTP 3 MW Kamojang, Kabupaten

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- DPR mendukung sepenuhnya pengembangan panas bumi di Indonesia. Sebab, panas bumi tidak hanya berperan penting pada pencapaian Nawacita yang dicita-citakan Presiden Joko Widodo, namun juga sekaligus mendukung komitmen Presiden pada konferensi lingkungan (Conference of Parties 21/COP 21) di Prancis beberapa waktu lalu.

Wakil Ketua DPR Agus Hermanto dalam kunjungan kerja di PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang yang bertepatan dengan pengoperasian PLTP berskala kecil 3 megawatt (MW) Kamojang pekan lalu mengatakan, dia secara pribadi sudah menyampaikan pandangannya kepada Presiden Jokowi mengenai proyek 35 ribu MW sebagaimana termaktub dalam Nawacita.

“Saya katakan, itu impossible apabila tidak menggunakan panas bumi. Jika kita menggunakan energi fosil, mungkin akan habis 50 tahun. Untuk itu, mengapa kita tidak memanfaatkan energi panas bumi?” kata Agus.

Menurut Agus, tidak ada alasan untuk menunda pengembangan panas bumi. Sebab, anggaran untuk panas bumi sebenarnya sudah ada tak lama setelah Presiden Jokowi menandatangani COP 21. “Bahkan, saya sudah sampaikan kepada Kementerian ESDM bahwa anggaran dari Bank Dunia ada. Jadi, duitnya sudah ada,” ujar Agus.

Menurut Agus, salah satu wujud pengembangan panas bumi adalah melalui berbagai kajian dan riset. Termasuk di antaranya, kerja sama antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PGE melalui PLTP 3MW.

“Kita memang harus membuat komitmen untuk keberpihakan kepada panas bumi. Tentunya dengan pertimbangan-pertimbangan komersial dan ekonomi. Di situlah juga peran pengkajian-pengkajian,” kata Agus.

PLTP 3MW di Kamojang diharapkan menjadi pilot plant untuk pengembangan panas bumi di Tanah Air. PLTP ini memiliki peran strategis karena memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang tinggi, yakni mencapai 70 persen.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir juga menyambut baik kerja sama tersebut. Menurut Nasir, kerja sama melalui PLTP 3MW merupakan kolaborasi antara perekayasa dengan industri untuk pemenuhan energi dalam negeri. Untuk itulah, Nasir berharap, kerja sama dapat terus ditingkatkan dan dikembangkan di seluruh daerah yang mempunyai potensi panas bumi tinggi.

Direktur Operasi PGE Ali Mundakir mengatakan, PLTP 3 MW Kamojang bisa menjadi sejarah perkembangan panas bumi di Indonesia. Termasuk di antaranya Sumatra, Sulawesi, dan Indonesia bagian timur.

“Mudah-mudahan riset yang dilakukan BPPT di Kamojang akan kembali membuat sejarah baru, pengembangan geothermal dengan small scale mudah-mudahan bisa berjalan dengan baik, sehingga bisa dikembangkan di seluruh Indonesia,” kata Ali Mundakir.

Dengan demikian, lanjutnya, potensi geothermal Indonesia yang didengung-dengungkan sebagai panas bumi yang terbesar di dunia, bisa dioptimalkan untuk menerangi Nusantara. “Ini kan sesuai dengan Nawacita yang dicita-citakan Bapak Jokowi,” ujar Ali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement